(INTERNATIONAL
FLAVORS & FRAGRANCE)
Jalan Otto Iskandardinata 74 Jakarta 13330, Indonesia
Oleh :
MUKHAMMAD SAIFUL MUJAB
8069
PEMERINTAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS
PENDIDIKAN
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SMK N 1 ( STM
PEMBANGUNAN ) TEMANGGUNG
Jalan Kadar
Maron Sidorejo Kotak Pos Telp/Fax (0293) 4901639
TAHUN
2014/2015
(INTERNATIONAL
FLAVORS & FRAGRANCE)
Jalan Otto Iskandardinata 74 Jakarta 13330, Indonesia
Oleh :
Mukhammad saiful mujab
8069
PEMERINTAH
KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS
PENDIDIKAN
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SMK N 1 ( STM
PEMBANGUNAN ) TEMANGGUNG
Jalan Kadar
MaronSidorejoKotakPosTelp/Fax (0293) 4901639
TAHUN
2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah
diterima dan disahkan oleh :
SMK N 1 (STM
PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Pada tanggal : Desember 2015
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing
Industri
Imelda Ilyas
|
|
Pembimbing
Sekolahan
|
||
Supervisor Sample Lab
|
|
|||
|
Mengetahui
Kepala
Sekolah,
Drs. Purwono
|
|
||
NIP. 19580523 198603 1 008
|
||||
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah
diterima dan disahkan oleh:
IFF PT. ESSENCE
INDONESIA
Jalan Otto Iskandardinata 74 Jatinegara, Jakarta
Timur, Indonesia
Mengetahui,
Manager HRD
Iris Purwandari
|
|
Menyetujui,
Manager Produksi Flavour
Agus
SentotMulyono
|
|
|
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terlaksananya praktek industri dan laporan praktek industri pada tanggal
24 juli sampai 23 Desember 2015, dibagianProduksiSample Lab PT. ESSENCE INDONESIA.
Dalam
penyusunan laporan ini tentunya tidak dapat lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :
1. Allah SWT atas segala karunia, hidayah dan
kemudahan yang telah diberikan-NYA.
2. Keluarga yang selalu memberikan doa restu,
mendukung, serta memotivasi tiada henti kepada penulis.
3. Bapak Drs. Purwono, selaku Kepala SMK Negeri 1 ( STM Pembangunan )
Temanggung atas izinnya untuk melaksanakan Praktik Industri.
4. Ibu Iris Purwandari, selaku Kepala Personalia yang telah memberikan
izin untuk melaksanakan Magang Industri di IFF – PT . Essense Indonesia.
5.
Bapak Agus Sentot Mulyono, selaku koordinator
pembimbing yang telah mengkoordinasi dan memberi bimbingan selama melaksanakan Praktik Industri diIFF – PT. Essence Indonesia.
6.
Ibu Imelda Ilyas, selaku pembimbing materi dan Ibu Siti
Nur Azizah selaku pembimbing laporan yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam penyusunan laporan ini.
7. Bapak
Edi Setiawan H, selaku HR yang telah memberikan pengarahan
selama melaksanakan Praktik Industri
di Departement tersebut.
8. Segenap staff dan karyawan IFF –
PT. Essence Indonesia, DivisiSample Lab dan teman-teman sesama Praktik Industri yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan fasilitas,
bantuan serta dukungannya.
9.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Magang Industri ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempuna, baik dari penulis maupun dari tata bahasanya.Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Sehingga dapat
menjadi koreksi terhadap penulisan dalam membuat laporan-laporan berikutnya.
Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis serta pembaca.
Jakarta, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH....................................... ii
HALAMAN
PENGESAHAN PERUSAHAAN.............................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................. 1
B.
Tujuan .......................................................................................... 2
C.
Waktu dan tempat......................................................................... 3
D.
Metodologi.................................................................................... 3
E.
Ruang lingkup............................................................................... 4
F.
Sistematika penulisan.................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN
PERUSAHAAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI
A.
Profil Perusahaan.......................................................................... 6
B.
Bidang usaha produk yang dihasilkan.......................................... 7
C.
Sejarah singkat.............................................................................. 8
D.
Visi dan misi................................................................................. 9
E.
Struktur organisasi dan personal................................................... 11
BAB 3. LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian produksi...................................................................... 13
B.
Jenis-jenis produksi....................................................................... 13
BAB 4.
PELAKSANAAN
A.
Packing.......................................................................................... 16
B.
Admin........................................................................................... 16
C.
Compound.................................................................................... 17
1.
Compound liquid.................................................................... 17
2.
Compound powder................................................................. 17
3.Membuat
emulsi......................................................................... 18
D.
Bon bahan dan finished product................................................... 19
E.
Sensory analyse............................................................................. 19
F.
Waste treatment............................................................................ 20
BAB 5.
PEMBAHASAN
A.
Packing.......................................................................................... 21
B.
Admin............................................................................................ 22
C.
Compound..................................................................................... 23
1.
Compound powder................................................................. 23
2.
Compound liquid.................................................................... 24
3.
Membuat emulsi..................................................................... 24
D.
Bon bahan dan finished product................................................... 26
E.
Sensory analyse............................................................................. 27
F.
Waste treatment............................................................................. 28
BAB 6.
PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................... 29
B.
Saran............................................................................................. 29
Daftar
Pustaka.................................................................................... 31
PENDAHULUAN
Pada masa
globalisasi seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat bekerja agar
kebutuhan hidupnya terpenuhi. Pekerjaan yang ada, khususnya di industri telah
mengalami perubahan mengarah trend
globalisasi, yang meliputi perubahan besar-besaran di dalam jenis pekerjaan/
jabatan, pengurangan kesempatan kerja dan rekrutmen pekerja menjadi tidak
terkualifikasi untuk bekerja di industri yang bergerak dengan pelayanan dan
teknologi yang tinggi, pekerja-pekerja .yang terampil kebanyakan pergi ke
negara-negara lain, karena imbalan relatif lebih tinggi, serta pengetahuan,
ketrampilan dan attitude yang
menjadikan bertambahnya pengangguran. Dengan adanya trend globalisasi pada pekerjaan, mengakibatkan terjadinya
persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, di dalam
dunia pendidikan dapat terjadinya ketidaksepadanan (mismatch) antara output
lembaga pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan ekonomi untuk SDM level
menengah. Sehingga berakibat tingkat penempatan lulusan relatif rendah, tenaga
kerja memiliki pendidikan dan pelatihan kejuruan teknologi sangat rendah, lebih
banyak lulusan kursus jangka pendek yang bekerja dibanding lulusan kursus
jangka panjang, dan bertambahnya jumlah pengangguran yang terdidik.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka lembaga pendidikan perlu
menginstitusionalisasikan Dual Training
Sistem (DTS) sebagai instruksional Delivery
Sistem dari DTS adalah pendidikan di sekolah sebesar 40 % yang meliputi
teori, ketrampilan dasar, pembentukan nilai, dan pendidikan umum serta
pendidikan di industri sebesar 60 % yang meliputi kepakaran skill. Kondisi pekerjaan nyata,
penekanan pada performansi ekonomi, dan produktifitas. DTS mempunyai 7 prinsip
dasar antara lain :
a.
DTS adalah sistem
pelatihan tenaga kerja sesuai permintaan user
yang berorientasi pasar.
b.
Merupakan kemitraan
antara dunia usaha / dunia industri dengan sekolah.
c.
DTS adalah Learning by Doing. DTS menempatkan
peserta didik pada situasi kerja yang nyata untuk dapat mengembangkan unjuk
pembelajarannya.
d.
DTS mengandalkan
secara lekat pada kepemimpinan sektor privat.
e.
Sistem pelatihannya mengarah pada kesesuaian yang
dapat diterima masyarakat (social
Acceptance).
f.
Prinsip “Cost Sharing” yaitu perusahaan terbagi (share) biaya baik pelatihan di sekolah (Inschool Training = IST) dan pelatihan
di perusahaan (In Plant Training = IPT).
g.
Prinsip “Legal Basis” yaitu pada subsidi resmi (basic legal frame work) yang bisa
membantu pertumbuhan dan pengembangan sistem jangka panjang.
Pendidikan di industri mencangkup
60% pada DTS direalisasikan
dengan Praktik Industri. Praktik industri
merupakan sub kegiatan dari DTS / program sistem ganda yang dilaksanakan di
dunia industri. Praktik industri berguna untuk mengimplementasikan kompetensi
yang diperoleh di sekolah yang meliputi program normatif, adaptif, dan
produktif baik teori maupun praktik untuk mencapai profesionalitas.
Proses pembelajaran
yang diturunkan dari kurikulum kemudian dianalisa berdasarkan potensi daerah
dan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah baik materi dan penyajian
masih kurang, maka ditingkatkan frekuensinya, dikembangkannya di lingkup
industri.
Pelaksanaan
Praktik Industri bertujuan :
a.
Memberi pelatihan kepada siswa untuk mendewasakan mental, bakat, dan
sasaran kejuruannya.
b.
Mencapai kesepadanan antara kemampuan dan sekolah dan industri.
c.
Mempelajari tentang jenis jabatan, kompetensi, uraian tugas, persyaratan
kerja, kondisi lingkungan kerja, dan prospek jabatan di industri.
d.
Melatih sikap, kemandirian dan kepribadian siswa selama melaksanakan
Praktek Kerja di dunia industri.
e.
Mengenal informasi pasar kerja.
f.
Menghasilkan tamatan sebagai tenaga
kerja professional yang sesuai.
g.
Memberikan pengalaman kerja yang profesional.
Kegiatan
Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal :
Selasa, 27Juli
2015
- Senin,
23
Desember 2015
Tempat :
Departemen Sampel Lab di PT. Essence
Indonesia (IFF).
4.
Metodologi
Pada
Praktik Kerja Lapangan ini metode pengumpulan data yang digunakan penyusun
adalah :
a. Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti.
Dalam
penelitian ini hal-hal yang perlu diobservasi adalah :
a.
Pelaksanaan urutan kerja yang
dilakukan selama praktik industri.
b.
Pengujian identifikasi analisa
sensori berbagai macam flavor .
b. Wawancara adalah percakapan dua orang atau
lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data penelitian.
Dalam
penelitian ini responden yang diwawancarai adalah :
a. Supervisor sample lab
b. Karyawan PT Essence Indonesia
c. Eksperimen
adalah melakukan percobaan atau tindakan
langsung
terhadap raw material atau finish good yang akan diproses. Study literatur adalah penggunaan buku panduan atau laporan
yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini.
5.
RuangLingkup
Ruang lingkup dari
laporan yang kami buat ini adalah seluruh kegiatan di ruang
sample lab.
6.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
atau metode penulisan meliputi:
a. Pendahuluan
Pendahuluan terdiri
dari latar belakang, tujuan Praktik Industri, ruang lingkup, waktu dan
pelaksanaan Praktik Industri, metodologi dan sistematika penulisan disuatu
perusahaan atau instansi.
b. Gambaran
Umum Perusahaan
Pada gambaran umum perusahaan mengulas
tentang seluk beluk dari PT ESSENCE INDONESIA (IFF) yaitu Profil Perusahaan, Bidang
Usaha dan Produk yang dihasilkan, Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Lokasi
Perusahaan, Tata Letak Perusahaan, Struktur Organisasi, Kepegawaian dan Jaminan
Kesejatehraan, Aspek Strategis dan Pengembangan.
c. Proses
Packing dan Penimbangan secara Keseluruhan
Pada bagian ini terdiri dari proses
packing (pengemasan) sampel sesuai dengan TASK ID dan proses penimbangan raw material
sesuai dengan formula dari perusahaan sampai menjadi intermediate product atau
finished produk.
d. Penutup
Memberikan
kesimpulan-kesimpulan dan saran selama melaksanakan Praktik Industri, apa yang
harus ditingkatkan dan dipertahankan oleh IFF PT ESSENCE INDONESIA.
e. Daftar
Pustaka
Berisi tentang sumber
dimana komposisi pembuatan laporan diperoleh, baik dari buku ataupun sumber
dari internet yang sebagian besar digunakan untuk dasar teori dari pembuatan
laporan.
f. Lampiran
Tambahan data maupun informasi yang
belum dituliskan di dalam isi laporan. Dilampirkan pada bagian akhir suatu
laporan
BAB 2
TINJAUAN
PERUSAHAAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI
1.
Profil
Perusahaan
Profil
Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. ESSENCE INDONESIA (IFF)
Tahun Berdiri : 1955
Alamat
Perusahaan : Jalan Otto Iskandardinata 74, Jakarta 13330,
Indonesia
Telepon :
62-21- 850 0074 (HUNTING)
Fax
: 62-21- 819 0116
Produk
Utama : perusahaan yang bergerak dibidang
industri flavor dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan
dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok.Fragrance merupakan bahan baku
bukan pangan yang digunakan sebagai
bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan
rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Luas Pabrik : ± 2
hektar
2.
Bidang
Usaha dan Produk yang Dihasilkan
Internasional Flavor
and Fragrance – PT. Essence
Indonesia merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors
dan fragrance.
Flavors
merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan
sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance
merupakan bahan baku bukan pangan
yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan
perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo,
minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan
oleh Internasional Flavor and Fregerance – PT Essence Indonesia berfungsi
antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan
bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang
digunakan dalam proses produksi flavor dan fragrance sebagian besar masih diimpor dari berbagai negara
seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan
bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan
penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam
pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor
dan fragrance.
Sebagai industri hulu,
perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumergoods seperti industri
pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan
minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah
tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara,
yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui
distributor.Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total
penjualan PT. Essence
Indonesia (IFF).
Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen
pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang
ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari
total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota
besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama
IFF-PT Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis
yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang
tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi
sebagai market leader terancam
apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.
3.
Sejarah
Singkat
International Flavors and Fragrance (IFF) merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang industri flavor dan
fragrance yaitu memproduksi bahan –
bahan makanan tambahan yang berhubungan dengan rasa, aroma dikategorikan
kedalam flavor dan bahan – bahan
tambahan yang berhubungan dengan bau – bauan dikategorikan kedalam fragrance. Perusahaan ini berpusat di kota New
York, Amerika Serikat dan memiliki karyawan sebanyak 5000 orang yang tersebar di seluruh
dunia pada 65 lokasi dan 33 negara yang tercakup ke dalam 4 wilayah regional
yaitu wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Timur Jauh atau Asia Pasifik
dan Eropa – Afrika – Timur Tengah. Indonesia termasuk ke dalam regional Asia Pasifik.
Di Indonesia sendiri perusahaan ini lebih di kenal dengan nama PT. Essence Indonesia
(IFF).
Pada
mulanya International Flavor and Fragrance merupakan penggabungan dari 2
perusahaan yaitu Pollack & Schwarz yaitu
berasal dari Eropa dengan Van Amerigen yang
berasal dari Amerika. Bedasarkan akte notaris Raden Meester Soewandi,
perusahaan ini berdiri di Indonesia pada tanggal 30 April 1955 dengan nama NV Essence Indonesia
Pendirian
perusahaan ini di Indonesia diperkuat dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia No. JA 5/57/10 tertanggal 20 Juni 1955 dan diundang dalam tambahan
berita Negara Republik Indonesia no.17 tertanggal 28 Februari 1956. Pada waktu
berdirinya, NV Essence Indonesia merupakan perusahaan gabungan antara NV Handel Transport Company milik
pribumi dengan NV Pollack & Schawrz yang
kedudukannya di Belanda. Perusahaan ini berdomisili di jalan Otto
Iskandardinata Raya No.
74 Jakarta, bedasarkan Keputusan Dewan Pemerintah Kota Praja – Jakarta Raya
pada tanggal 31 Agustus 1959
Pada tahun 1960, berdasarkan
Undang-Undang 86 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1960, NV
Essence Indonesia diserahkan Kepada Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan berstatus sebagai Perusahaan Daerah (PD) dengan nama PD Ganda Rasa Raya.
Pada tahun 1968 pemerintah
mengeluarkan Intruksi Presiden No. 32 menyatakan bahwa semua perusahaan yang
dinasionalisasikan dikembalikan kepada pemiliknya. NV Essence Indonesia atau
yang telah digantikan namanya menjadi PD Ganda Rasa Jaya ini pun kembali
dipegang oleh Pollack & Schwarz milik Belanda yang telah dengan perusahaan
Amerika yaitu Internasional Flavors and Fragrance (IFF).
Nama NV Essence Indonesia pun
digantikan menjadiPT. Essence Indonesia (IFF) yang berada di bawah Internasional Flavors and Fragrance New York, Amerika Serikat, dengan status PMA
murni.
4.
Visi
dan Misi
a. Visi
Dihargai
oleh pelanggan sebagai mitra di Industri flavorsdan
fragrance yang
paling berperan dan penting dalam menciptakan sistem flavorsdan fragrance
baru yang unggul untuk produk – produk mereka.
b.
Misi
Memanfaatkan
sumber daya global dalam kreasi, inovasi teknologi, riset konsumen, sensori dan
manufaktur, untuk mendapatkan sistem flavors
dan fragrance
yang lebih disukai konsumen. Dengan cara itu, IFF akan mendapatkan pemecahan
masalah yang tepat bagi sasaran pasarnya sehingga menghasilkan suatu manfaat
yang tinggi untuk para ‘stake holder’.
PT. Essence Indonesia bertekad untuk tetap menjadi perusahaan
utama di bidangflavor danfragrance di Indonesia dan Asia
Pasifik.Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan ini melaksan akan berbagai kebijakan
mutu yaitu :
-
Memberikan
barang dan jasa yang bermutu secara konsisten sehingga
Memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan
-
Meningkatkan
kerjasama dengan para pelanggan dan pemasok
-
Mengupayakan
partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan, dengan menyediakan sarana, proses,
dan suasana kerja yang layak dan sesuai, agar dapat mendorong kreativitas dan inovasi
untuk secara terus menerus memperbaiki system di perusahaan
-
Menjaga
komitmen mutu, dengan memastikan bahwa system mutu perusahaan memenuhi persyaratan
ISO 9002 di Indonesia
-
Bekerja
dengan standar etika yang tinggi
Menurut IFF, kualitas adalah keunggulan, intergritas,
dankonsistensiproduk yang diproduksi dengan menggunakan peralatan yang otomatis
dan maju. Pada perkembangannya IFF, perusahaan terbesar di lebih dari 55 negara
dan memiliki lebih dari 5000 orang karyawan, memiliki komitmen untuk memperbaiki
dan membuat lebih banyak flavor danfragrance dengan penampilan yang terbaik
pada setiap produk. Saat ini IFF memiliki peringkatpertama di duniadalambidangflavor danfragrance. IFF – PT Essense Indonesia juga dikenal sebagai pemimpin
dalam hal kreasi dan manufacturing flavor
danfragrance yang memiliki cakupan
besar dengan jenis pasar yang beragam.
PT Essense Indonesia pada saat ini memiliki berbagai sertifikat
yang menunjukan kualitas dari system pengawasan mutu, seperti ISO 90001 : 2008
yang melingkupi sales and marketing , product development and
manufacturing Flavor and Fragrance. Sertifikatlainnyadari LPPOM – MUI yang
menunjukan kehalalan produk dan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi, meliputiflavor (perasa,
perasa daging sapi, perasabuah – buahan dan ekstrak bumbu – bumbu, perasaikan,
perasa rokok dan emulsi). Dan juga sertifikat yang menunjukan analisi pengawasan
batas kritis bahaya (Hazard Analysis
Critical Control Point / HACCP).
5.
Struktur
Organisasi dan Personal
IFF-PT Essence Indonesia merupakan
perusahaan multinasional yang memiliki struktur organisasi yang sangat kompleks
arena tidak hanya dikoordinasi secara lokal tetapi secara regional yaitu
dikawasan Asia Pasifik. Sampai dengan tahun 2008, jumlah karyawan di IFF-PT
Essence Indonesia kuranglebih 250 orang.
Secara garis besar,PT. Essence Indonesia dibagi ke dalam 3
divisi yaitu divisi Flavor, divisi Fragrance, dan divisi General Service. Divisi Flavor dan Fragrance masing masing dipimpin oleh Operational Manager yang bertanggung jawab langsung
kepada Managing Director. Struktur organisasi
PT. Essence Indonesia dapat dilihat
dalam gambar dibawah ini.
STRUKTUR
ORGANISASI IFF-PT
ESSENCE INDONESIA
(sumber : IFF-PT Essence Indonesia)
BAB
3
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik
bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut
Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada
seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
B. Jenis-Jenis
Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila
ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi
menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling,
proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002).
Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai
menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous
processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila
di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah
sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak
terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi
produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor
seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas
produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan
proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan
tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam
tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
1. Proses
produksi terus-menerus
Proses
produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam
proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis
produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2. Proses
produksi campuran
Proses
produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap
perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3. Proses
produksi terputus-putus
Produk
diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan
atau lebih komponen yang akan diproes atau menunggu untuk diproses, sehingga
lebih banyak memerlukan persediaan barang dan proses.
C. Departemen
Sample Lab
Departemen
sample lab merupakan departemen bagian dari departemen produksi yang. Bagian
ini berfungsi sebagai pengolahan, pemrosesan maupun pengaturan sample untuk
kepentingan perusahaan. Departemen ini jarang dijumpai diperusahaan berbasis
pangan pada umumnya. Adanya departemen di IFF-PT.Essence Indonesia ini adalah
karena perusahaan ini tidak memproduksi barang siap konsumsi melainkan produk
setengah jadi atau intermediate produk berupa essence atau flavor. Selain itu,
konsumen akhir dari produk yang dijual bukan masyarakat pada umumnnya melainkan
perusahaan pangan yang membutuhkan produk dari IFF -PT.Essence Indonesia .
Sebelum
produk flavor dibuat atau diproduksi, biasanya seorang sales menunjukkan contoh
atau sample pada konsumen seperti apa produk yang nantinya akan dibeli oleh
konsumen. Departemen sample lab ini bertugas menyiapkan sampel-sampel tersebut
kepada sales. Selain itu, distributor IFF-PT.Essence Indonesia juga membutuhkan
sample sebelum menjual produk ke konsumen, pada tahap ini pula departemen
sample lab bertugas menyiapkan sampel untuk distributor.
Departemen
ini juga bertugas menyiapkan sampel untuk perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia
lainnya yang berada diluar Indonesia apabila membutuhkan sampel untuk customer
diluar negeri. Departemen ini juga ikut membantu departemen C&A untuk
pengembangan produk baru maupun kepentingan lainnya.
Sistem kerja
di sampel lab adalah meyiapkan sampel sesuai TASK ID atau permintaan sampel.
Apabila sample lab memiliki stoknya, maka sampel lab akan menyiapkan sampel
dari stok yang tersedia. Apabila sample lab tidak memiliki stok yang dibutuhkan,
maka sample lab membuat produk baru dengan metode “Penimbangan” sesuai dengan
formula dari peusahaan. Selain itu, apabila sampel yang dibutuhkan terdapat di
produksi atau warehouse, maka kami melakukan BON bahan untuk mengambilnya didepartemen-departemen
tersebut.
BAB 4
PELAKSANAAN
Pada praktek
industri
yang kami
lakukan pada tanggal 1 Juli sampai25 Desember 2014, kami
telah melakukan banyak kegiatan di PT-IFF Essence Indonesia di sample lab.Pelaksanaan
praktek industri di departemen sample lab meliputi berbagai aplikasi dan
analisis sensory pada produk. Aplikasi-aplikasi yang diterapkan pada saat
praktik industri adalah sebagai berikut :
1.
Packing
Packing merupakan proses merupakan sistem
yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan,
dan dipakai. Packing dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera di TASK ID.
Pada lembar TASK ID biasanya sudah terdapat barcode, kode sampel, IPC, ukuran
sampel, dan BATCH produk. Proses packing ini disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan di atas. Ditambahkan pula tanda tangan orang atau pekerja
yang melakukan proses packing ini, agar
apabila ada kesalahan, orang yang melakukan kesalahan tersebut harus bertanggung
jawab atas kesalahannya.
Pertama, proses packing diawali
dengan penerimaan TASK ID dari supervisor sample lab. Kemudian mencari sampel
yang dibutuhkan atau memiliki IPC yang sama dengan TASK ID. Setelah itu,
mengambil kemasan yang sesuai dengan ukuran dan jenis sampel. Langkah selanjutnya
adalah menyesuaikan barcode, kode sampel, IPC, Batch, ukuran dan memberi tanda
tangan orang yang melakukan packing. Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan
memberi tanda centang (√) pada bagian-bagian tersebut. Selanjutnya barulah
proses packing dilakukan. Terakhir mengecek ulang IPC, Batch, barcode, dan kode
sampel.
2.
Admin
Admin merupakan proses selanjutnya dari packing. Admin
terdiri dari proses to ship dan picklist. Cara melakukan proses to ship dan
picklist menggunakan komputer. Aplikasi yang digunakan khusus milik perusahaan,
yaitu dengan memasukkan kode TASK ID dan mengubah status menjadi to ship.
Sedangkan picklist adalah proses untuk pengurangan stok secara otomatis melalui
sistem barcode. Proses picklist dilakukan dengan menembakkan barcode reader dan
mengikuti instruksi selanjutnya sampai selesai.
3.
Compound
Compund merupakan kegiatan utama pada departemen
sample lab. Compound dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
A. Compund
liquid
Compound liquid digunakan untuk membuat sampel flavor
berupa liquid atau cairan. Pertama supervisor memberi formula kepada compounder.
Setelah itu, compounder mencari RM (Raw Material) yang dibutuhkan untuk membuat
produk sesuai yang tertera pada formula. Setelah semua RM terkumpul,
selanjutnya melakukan penimbangan dengan ketentuan bila ada RM yang berbentuk
powder, maka masukkan dulu RM powder tersebut kemudian masukkan pelarutnya,
biasanya berupa PG, DPO, H2O, atau alkohol. Lakukan pengadukan
menggunakan stirer.
Setelah dilakukan pengadukan, penimbangan dilanjutkan dengan
mamasukkan RM selanjutnya sesuai formula. Setelah semua RM selesai dimasukkan,
dilakukan pengadukan (stirrer) untuk membuat produk 1menjadi
homogen. Terakhir adalah mengembalikan formula kepada supervisor.
B. Compund
powder
Sama halnya dengan compound liquid, langkah pertama
compound powder adalah penerimaan formula. Setelah itu mencari RM yang
dibutuhkan dan sesuai dengan formula. Apabila terdapat RM yang berbentuk liquid
maka dimasukkan terlebih dahulu, kemudian memasukkan RM yang bisa membuat
homogen antara liquid dan powder. Berbeda dengan compound liquid, pada compund
powder dilakukan plating, plating ini digunakan untuk mencampur bahan liquid
dan powder. Setelah plating, barulah memasukkan raw material yang lainnya
sesuai dengan formula. Proses ini menggunakan metode penimbangan dengan neraca
analitik. Setelah selesai, dilakukan penyaringan dengan ukuran tertentu,
biasanya adalah 20 mesh. Setelah itu dilakukan pengocokan (shaking). Yang
terakhir adalah pengembalian formula kepada supervisor.
C.
Membuat emulsi
Emulsi pada dasarnya adalah menggabungkan antara oil
phase dan water phase. Kedua jenis cairan tersebuat tidak bisa menyatu
(homogen), namun dengan bantuan emulsifier/homogenizer maka keduanya dapat
menyatu atau homogen. Pertama yaitu penerimaan formula, kemudian membuat water
phase terlebih dahulu. Setelah raw material yang dibutuhkan terkumpul, timbang
RM secara terpisah, masukkan satu demi satu sambil dilakukan pengadukan (stirer).
Pemasukkan raw material perlahan-lahan dan biarkan homogen dulu kemudian baru
RM selanjutnya begitu seterusnya.
Lakukan pengadukan atau stirer sampai homogen kemudian
diamkan selama satu malam. Setelah itu membuat oil phase. Langkahnya sama
dengan water phase, yang membedakan hanyalah raw material yang digunakan dan
oil phase tidak perlu didiamkan selama satu malam.
Selanjutnya melakukan pre-homo dengan homogenizer.
Caranya adalah mencuci dahulu alat yang akan digunakan dan keringkan. Kemudian
memasukkan oil phase dan water phase ke alat homogenizer selama kurang lebih
10-15 menit atau sampai tercampur dengan baik. Langkah selanjutnya adalah
blending yang terdiri dari blend I dan blend II. Pertama manguji alat serta
membersihkannya dengan mengoperasikan alatnya namun dengan air dulu bukan
dengan bahan-bahannya. Setelah selesai, lakukan blend I dengan memasukkan bahan
ke corong pemasukan dan operasikan alatnya sesuai prosedur. Setelah selesai,
kirim sample ke QC untuk dievaluasi dan diketahui partikel size-nya. Biasanya
partikelsize-nya belum memenuhi kriteria. Maka dari itu, dilakukan blend II
untuk membuat partikel size-nya memenuhi standar mutu. Partikel size yang
disyaratkan biasanya berkisar 0,3-0,4μm, tergantung dari jenis sampel yang
dibuat. Bila partikel size sudah sesuai, maka melakukan proses packing.
4.
Bon bahan dan finished produk
Bon dilakukan apabila raw material atau finished
produk yang dibutuhkan untuk compound atau packing kurang dan harus mengambil
bahan di produksi atau dispending. Prosedur yang digunakan adalah sebagai
berikut, pertama dengan pembuatan MMID (Material Movement Inter Department).
Memasukkan data kedalam folder MMID dan file dicetak menggunakan printer. Kemudian setelah
ditandatangani oleh supervisor, kita harus minta persetujuan dulu dari planner.
Apabila sudah disetujui, maka bahan/sampel dapat di bon atau diambil di bagian
produksi ataupun dispensing.
Pengambilan harus sesuai prosedur yang ditetapkan.
Misalnya di disepensing kita harus menggunakan sepatu safety khusus yang
digunakan di bagian itu. Selain itu,
proses pengambilan harus menjaga kebersihan dan mengembalikan bahan/sampel ke
tempat semula. Setelah bon selesai. MMID diserahkan ke departemen yang di bon.
Baik produksi maupun dispensing.
5.
Sensory analyse
Tujuan sensory analyse adalah untuk mengevaluasi
flavor yang dibuat apakah memenuhi standar sensoris atau belum. Caranya adalah
dengan melarutkan kedalam 100ml air. Proses ini terbagi menjadi 2 cara, yaitu
dengan H2O dan dengan larutan gula 8%. Pemakaian metodenya
tergantung dari jenis sampel yang diujikan. Cara pembuatannya adalah dengan
menimbang 0,100gr sampel dan dilarutkan kedalam 100ml air.
6.
Waste treatment
Waste treatment bertujuan untuk mengolah limbah sisa
produk maupun raw material yang telah kadaluarsa atau produk yang rusak
(reject). Pertama yaitu dengan menyeleksi finished produk atau raw material
yang telah kadaluarsa. Kemudian mencatatnya pada file waste treatment. Bagian
yang dicatat adalah IPC, nama produk, Batch, kadaluarsa, jumlah, dan data
pendataan.
Setelah selesai, kemudian membuang limbahnya ke jerigen
dan merendam botolnya untuk menghilangkan label yang menempel. Biasanya
dilakukan perendaman selama beberapa hari. Botol-botol dibuang dan dipacking
dalam kardus kemudian dibuang ke tempat pembuangan. Sedangkan limbah flavornya
dibuang pada periode tertentu lewat perantara gudang (warehouse).
BAB 5
PEMBAHASAN
Sample lab
merupakan departemen yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagai kebutuhan
perusahaan, seperti sampel untuk sales, pengembangan produk CnA, dan lain
sebagainya. Departemen ini jarang ditemui di perusahaan pangan pada umumnya.
Hal ini disebabakan karena konsumen dari perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia
ini bukanlah masyarakat umum melainkan perusahaan pangan lain yang memproduksi
pangan ke masayarakat.
Kegiatan yang
dilakukan di departemen sample lab antara lain adalah packing, admin, compound
liquid dan powder, membuat emulsi, sensory analyse, dan sebagainya. Berikut ini
adalah kegiatan yang dilakukan saya selaku siswa praktik industri di
IFF-PT.Essence Indonesia.
1.
Packing
Pengemasan merupakan salah satu
cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan
adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang
dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat
dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam
menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Dalam melakukan pengemasan, kita
harus memperhatikan jenis sampel. Hal ini berkaitan dengan jenis kemasan apa
yang nantinya akan digunakan. Apabila sampel liquid yang akan dikemas, maka
kita biasanya menggunakan kemasan dari bahan botol. Begitu juga dengan sampel
yang berbentuk emulsi. Sedangkan untuk sampel berbentuk powder dan pasta, maka
kami biasanya menggunakan kemasan dari bahan plastik (pot). Khusus untuk sampel
pasta ditambah lapisan alumunium foil pada bagian tutupnya yang berfungsi
sebagai penhambat atau mencegah sampel agar tidak tumpah atau merembes keluar.
Sedangkan ukuran kemasan yang
digunakan bergantung dari ukuran sampel yang akan di packing. Pada TASK ID sudah
tertera banyaknya sampel yang diminta (request). Dari situ kita bisa
menyimpulkan ukuran kemasan yang digunakan. Bila sampel membutuhkan sampel 30
gr, maka menggunakan botol 30 gr untuk sampel liquid dan 30 gr pot untuk sampel
powder. Begitu juga untuk ukuran yang lainnya.
Selain hal-hal diatas, kita juga
harus memperhatikan berat jenis dari sampel yang di packing. Karena ada sampel
yang sangat ringan dan ada pula yang berat. Apabila menimbang sampel ringan
(contoh : grape powder) sebanyak 30 gr. Kuantiatas demikian tidak akan muat
dengan pot 30, tapi muat dalam pot 50. Sedangkan sampel yang berat contohnya
adalah yang berbentuk pasta. Bila kita mengetahui hala-hal seperti ini, kita
dapat menghemat penggunaan kemasan dan tentu saja berguna bagi perusahaan.
Kemasan yang digunakan harus bersih
dan bebas dari mikroorganisme. Untuk itu bisanya dilakukan pencucian botol dan
disemprot dengan alkohol dahulu pada pengemas agar produk aman di tangan
konsumen yang dituju. Selain dari masalah proses packing yang baik dan benar,
kita harus memperhatikan kebersihan, keamanan, keefektifan kemasan dan tampilan
yang baik pada kemasan.
2.
Admin
Admin merupakan kelanjutan proses
dari packing. Proses ini berfungsi sebagai pengubah status suatu TASK ID dari
progress menjadi to ship. Status progress berarti bahwa TASK ID masih dalam
proses pengerjaan oleh karyawan sample lab atau masih dalam proses packing
maupun compound. Setelah proses ini selesai, maka status diubah, menjadi to
ship yang berarti proses pengerjaan telah selesai dan siap dikirim oleh bagian
shipping
Apabila tanggal pengiriman melebihi
target, maka biasanya oleh sistem akan ditanyakan alasan keterlambatan
pengerjaan tersebut. Oleh karena itu, kita harus menyebutkan alasan
keterlambatan, misalnya admin, RM kurang, dan lain sebagainya. Selanjutnya
adalah proses picking list. Proses ini berfungsi untuk mengurangi jumlah stock
dalam sistem agar sama dengan situasi realnya. Saat kita melakukan packing dari
stock, tentu stock tersebut berkurang sesuai dengan jumlah yanag diminta
(request), maka dengan proses picklist ini sistem akan mengurangi sesuai dengan
TASK ID sehingga sama dengan kuantitas realnya.
3. Compound
Compund merupakan proses yang
menggabungkan berbagai macam material untuk membentuk suatu produk atau sampel.
Proses ini terdiri dari 2 macam, yaitu :
A. Compound
powder
Compound powder merupakan compound
yang menghasilkan produk berbentuk powder. Metode yang digunakan adalah penimbangan
dan alat yang digunakan adalah neraca analitik. Proses ini membutuhkan
kehati-hatian dan kesabaran dakam melakukannya, karena apabila raw material
yang digunakan berlebih atau kurang akan mempengaruhi flavor dan rasa dari
produk akhir. Apalagi untuk raw material yang memiliki aroma dan rasa yang
cukup kuat. Compound baru dilakukan apabila sample lab tidak memiliki stock,
stock habis atau stock telah kadaluarsa.
Karena bahan yang ditimbang dalam
skala lab, maka kuantitas yang ditimbang biasanya cukup kecil, berkisar antara
100 gr sampai 5 kg tergantung yang diminta konsumen. Saat melakukan
penimbangan, raw material yang berbentuk liquid dimasukkan terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan bahan-bahan tertentu untuk menjadikannya homogen dan mudah
bercampur dengan bahan powder lainnya. Bila menggunakan bahan pasta, biasanya
raw material jenis ini akan membeku (caking). Maka dilakukan proses pemanasan
untuk menjadikannya pasta cair, bukan pasta padat. Proses yang paling harus
diperhatikan adalah plating, karena bila proses ini gagal, maka produk juga
gagal, bisa jadi nantinya akan menggumpal dan tidak bisa bercampur dengan bahan
powder lain dan sulit bahkan tidak bisa disaring. Sehingga otomatis bahan-bahan
tersebuat tidak ikut dalam formula penimbangan yang tentu saja produk yang
dihasilkan tidak memenuhi mutu dari segi rasa, warna maupun flavornya.
B. Compound
liquid
Compound liquid merupakan compound
yang menghasilkan sampel berbentuk liquid. Metode yang digunakan adalah penimbangan
dan pengadukan (stirrer). Alat yang digunakan adalah neraca analitik dan
stirrer. Compound liquid lebih sulit dibandingkan compound powder. Apabila
kelebihan raw material yang dituang, compound powder bisa diambil atau
dikurangi dengan hati-hati tanpa mengambail bahan yang lain, sedangkan pada
compound liquid tidak bisa, karena apabila berlebih maka bahan akan langsung
menyatu dengan bahan yang lain. Sehingga resiko gagal dalam penimbangan lebih
besar.
Sama dengan compound powder,
apabila ada raw material powder, maka dimasukkan terlebih dahulu, stelah itu,
untuk melRUTKAN menggunakan pelarut, kemudian dilakukan pengadukan. Barulah
bahan-bahan lain dimasukkan sesuai formula dan dilakukan pengadukan. Apabila
bahan powder atau pasta yang dimasukkan sulit diencerkan dengan pengencer, maka
saat pengadukan sambil dipanaskan dengan suhu 50-600C.
C. Membuat
emulsi
Emulsi adalah campuran antara
partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya
(fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat
bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan
setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan
pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda.
Cara membuat emulsi berbeda dengan
dasar membuat compound liquid maupun powder, walaupun pada awalnya melakukan
penimbangan. Pertama adalah membuat 2 jenis campuran dasar, yaitu water phase
dan oil phase. Water phase dibuat terlebih dahulu karena memerlukan waktu satu
malam untuk didiamkan. Setelah selesai, barulah oil phase dibuat. Pada dasarnya
kedua jenis bahan ini tidak bisa menyatu (homogen) menjadi satu campuran, namun
dengan bantuan emulsifier dan homogenizer, maka tujuan tersebut dapat dicapai.
Proses selanjutnya yaitu pre-homo,
dengan menggabungkan 2 bahan tersebut menggunakan alat homogenizer. Secara
visual memang namapak sudah homogen, namun dari segi mikrovisual, hal ini belum
memenuhi standar, karena ukuran particle
size nya masih besar. Maka dari itu, perlu dilakukan blend secara berulang.
Pada proses blend, terbagi menjadi
blend I dan blend II, kadang terdapat blend III pada produk sampel tertentu.
Langkah ini cukup sulit dan memerlukan latihan berulang untuk dapat membuat
emulsi dengan baik. Kita harus berhati-hati dalam melakukannya agar loss
product tidak terlalu banyak, tidak tercampur dengan air, dan tidak terpengaruh
flavor emulsi sebelumnya. Saat bekerja menggunakan sarung tangan tebal karena
kontak langsung dengan air panas. Terdapat 2 corong yang dapat diubah-ubah,
dalam mengubahnya harus hati-hati, kita harus tahu yang keluar air atau
produknya. Apabila proses telah selesai dilakukan, maka mengambil sampel 30 gr
untuk di analisa paricle size nya di QC. Bila partikel size nya belum memenuhi
standar mutu, maka dilakukan blend kembali sampai terpenuhi standar mutunya.
Biasanya standar mutunya adalah 0,3um-0,4um, ada juga yang berbeda tergantung
dari jenis produknya.Apabila ukuran partikel sudah memenuhi standar mutu, maka
produk emulsi dapat dilakukan packing.
Berikut ini adalah istilah kegiatan
yang dilakukan saat membuat emulsi, yaitu :
1.
Water Phase
Pembuatan bahan pelarut untuk
produk tersebut oil phase harus melakukan overnight untuk menghilangkan
gelembung.
2.
Oil Phase
Adalah pembuatan bahan untuk
produk tersebut bahan ini harus dicampur dengan water phase sebagai pelarutnya.
3.
Prehomogenization
Proses dimana oil phase
dicampur dengan water phase dan melakukan sirkulasi agar semua bahan dapat
tercampur merata dan dapat tercampur sempurna.
4.
Homogenization
Adalah proses dimana produk
yang sudah dicampur di giling pada alat ini sehingga produk dapat mencapai
ukuran dibawah 1 mikron.
5.
Overnight
Adalah proses dimana produk
didiamkan selama beberapa jam hingga 1 malam agar gelembung udara hilang.
6.
Homogenization II / III Optional
Adalah proses dimana apabila
diperlukan akan memperkecil ukuran partikel hingga lebih kecil dari 0.5 mikron
tetapi proses ini diperlukan ketika proses homogenization I kurang.
7.
QC cheking
Adalah proses dimana produk
jadi akan di periksa kualitasnya apa sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan apabila ok maka akan langsung dikemas namun apa bila tidak memenuhi
target akan melakuka tindakan korektif rekomendasi dari QC.
8. Pengemasan
Adalah proses dimana sudah
memenuhi standar yang telah ditetapkan dan siap untuk dikemas dalam jerigen
ukuran tertentu. Yang perlu diperhatkan adalah sterilisasi jerigen dan juga
quantiti dari produk tersebut.
4. Bon
bahan dan finished product
Bon bahan merupakan kegiatan
pengambilan barang ke departemen lain. Biasanya ke departemen liquid, powder
dan dispensing. Bon bahan dilakukan apabila stock raw material atau finished
product telah habis atau kadaluarsa. Setelah mengecek di sistem penyimpanan,
maka kita dapat menentukan departemen mana yang memiliki barang tersebut dan
siap melakukan pengebonan.
Sebelum melakukan pengebonan, kita
membuat form yang disebut MMID (Material movement inter department). Form ini
berisi IPC, nama barang, jumlah yang akan di bon, batch, manufactured date dan
expired date. Pengisian data harus berhati-hati dan benar, karena bila terjadi
salah pemasukan data, maka saat diserahkan ke bagian planner dapat terjadi
kesalahan sehinga tidak bisa di bon. Padahal sebenarnya bisa, namun karena data
salah menjadi tidak bisa. Selain itu, itu juga bisa berpengaruh pada sistem dan
situasi realnya. Apa yang tercatat dalam sistem berbeda dengan apa yang ada
sebenaranya.
Apabila seluruh administrasi telah
selesai, maka pengebonan dapat dilakukan. Dalam melakukan bon bahan, kita harus
meminta ijin dengan leader atau supervisor departemen tersebut. Kita juga harus
mengikuti peraturan di tempat kita melakukan bon dan tidak menggangu pekerjaan
di departemen tersebut. Apabila bon barang yang kita cari didapatkan, maka
barang tersebut harus dikembalikan ke tempat dimana barang tersebut diambil
(storage).
5. Sensory
analyse
Sensory analyse yang kami lakukan
mencakup banyak kegiatan. Mulai dari belajar berbagai macam flavor, uji
identifikasi, triange test, ranking test, menyajikan sampel, dan lain sebagainya.
Pada saat belajar menganalisa dan memahami berbagai macam flavor, ada banyak
sekali flavor yang diketahuai sekaligus karakteristiknya. Contohnya strawberry
yang memiliki karakter sweet, sour, san fresh, berbeda dengan chocolate yang
berkarakter sweet dan milk.
Penyajian sampel dilakukan untuk
compare dengan standar apakah sampel yang dibuat memiliki karakter flavor yang
sama dengan standar atau tidak. Pembuatannya bermacam-macam tergantung sampel.
Ada yang menggunakan larutan gula 8% serta ada yang tidak. Bila menggunakan
gula biasanya untuk modulator mouthfeel serta sampel yang tidak memilki rasa
dan aroma, namun memiliki kesan di lidah atau mulut.ada kalanya kita diminta
untuk menjadi panelis dalam uji rangking dan identifiksi oleh karyawan
sensoris.
7. Waste
treatment
Waste treatment merupakan perlakuan
yang bertujuan untuk membuang limbah kimia dengan baik, benar dan aman. Hal
yang harus dilakukan adalah memaikai APD yang benar dan sesuai prosedur. Karena
bahan-bahan kimia baik raw material dan finished product yang telah kadaluarsa
sangat tidak baik bagi kesehatan. Apabila tertelan, terhirup, menyentuh kulit,
maupun terkena mata harus mengikuti prosedur penyelamatan pertama. Biasanya
dibilas dengan air pada eye shower bila terkena mata. Maka dari itu, untuk
menghindari bahaya kesehatan, kita harus mengetahui potensi bahaya pada setiap
raw material maupun finished product. Bila terdapat dampak kesehatan, pada
label sudah diberi label peringatan.
Label peringatan berisi 4 tanda
bahaya, yaitu flamable, health, environment, dan special danger. Special danger
diisi apabila terdapat bahaya khusus yang dapat ditimbulkan oleh bahan, seperti
acid, radioaktif, dan lain sebagainya. Pembuangan limbah tidak boleh dibuang ke
lingkungan, namun ditampung dalam jerigen dan dibuang ke tempat pengolahan
limbah selanjutnya untuk ditangani.
APD yang digunakan adalah sarung
tangan yang berguna untuk melindungi kulit kontak langsung dengan bahan kimia.
Eye protector (eyeglass) untuk melindungi dari cipratan ke mata. Jas lab untuk
melindungi tubuh. Penutup hidung dan mulut atau masker untuk menghindari bau
menyengat dari bahan. Serta hairnet untuk melindung bagian kepala atau rambut. Terakhir
adalah safety shoes untuk melindungi kaki dari berbagai macam bahaya, seperti
tumpahan bahan kimia, tertimpa benda keras, lantai yang licin, dan sebaainya. Pemakaian
APD yang baik dan benar harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keamanan
pekerja.
BAB 6
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan selama pratktik industri dalam
waktu 5 bulan
di IFF-PT.Essence Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sample lab merupakan departemen bagian
dari produksi yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagi kebutuhan
perusahaan. Baik untuk sales, C&A department, produksi, maupun distributor.
2. Kegiatan utama yang dilakukan kami
di departemen sampel lab adalah sebagai berikut, yaitu :
a. Packing
b. Admin
c. Compound
-
Compound
liquid
-
Compound
powder
-
Membuat
emulsi
d. Bon bahan (raw material dan finished
product)
e. Sensory analyse
f. Waste treatment
3. Dalam melakukan berbagai jenis
kegiatan harus menggunakan APD yang lengkap dan benar serta mengikuti prosedur
dan SOP yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan pada PT IFF – Essence Indonesia, saran yang diberikan sebagai
masukan agar produksi dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut :
1.
Setiap melakukan proses kerja harus selalu
mengutamakan GMP dan EHS, serta selalu mengenakan APD dengan benar, sehingga
kecelakaan kerja dan kontaminasi dapat di minimalkan.
2.
Ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan dari formula hendaknya
sudah siap saat produksi akan dilakukan. Sehingga waktu proses tidak menjadi lama dan pekerjaan tidak tertunda akibat
kekurangan material.
3.
Pengiriman sampel harus tepat waktu agar
tidak menghambat proses analisa yang akan dilakukan oleh QC, dan proses
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Miftah. 2012. Laporan Magang Industri IFF - PT. Essence Indonesia. Jakarta, Miftah.
PENDAHULUAN
Pada masa
globalisasi seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat bekerja agar
kebutuhan hidupnya terpenuhi. Pekerjaan yang ada, khususnya di industri telah
mengalami perubahan mengarah trend
globalisasi, yang meliputi perubahan besar-besaran di dalam jenis pekerjaan/
jabatan, pengurangan kesempatan kerja dan rekrutmen pekerja menjadi tidak
terkualifikasi untuk bekerja di industri yang bergerak dengan pelayanan dan
teknologi yang tinggi, pekerja-pekerja .yang terampil kebanyakan pergi ke
negara-negara lain, karena imbalan relatif lebih tinggi, serta pengetahuan,
ketrampilan dan attitude yang
menjadikan bertambahnya pengangguran. Dengan adanya trend globalisasi pada pekerjaan, mengakibatkan terjadinya
persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, di dalam
dunia pendidikan dapat terjadinya ketidaksepadanan (mismatch) antara output
lembaga pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan ekonomi untuk SDM level
menengah. Sehingga berakibat tingkat penempatan lulusan relatif rendah, tenaga
kerja memiliki pendidikan dan pelatihan kejuruan teknologi sangat rendah, lebih
banyak lulusan kursus jangka pendek yang bekerja dibanding lulusan kursus
jangka panjang, dan bertambahnya jumlah pengangguran yang terdidik.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka lembaga pendidikan perlu
menginstitusionalisasikan Dual Training
Sistem (DTS) sebagai instruksional Delivery
Sistem dari DTS adalah pendidikan di sekolah sebesar 40 % yang meliputi
teori, ketrampilan dasar, pembentukan nilai, dan pendidikan umum serta
pendidikan di industri sebesar 60 % yang meliputi kepakaran skill. Kondisi pekerjaan nyata,
penekanan pada performansi ekonomi, dan produktifitas. DTS mempunyai 7 prinsip
dasar antara lain :
a.
DTS adalah sistem
pelatihan tenaga kerja sesuai permintaan user
yang berorientasi pasar.
b.
Merupakan kemitraan
antara dunia usaha / dunia industri dengan sekolah.
c.
DTS adalah Learning by Doing. DTS menempatkan
peserta didik pada situasi kerja yang nyata untuk dapat mengembangkan unjuk
pembelajarannya.
d.
DTS mengandalkan
secara lekat pada kepemimpinan sektor privat.
e.
Sistem pelatihannya mengarah pada kesesuaian yang
dapat diterima masyarakat (social
Acceptance).
f.
Prinsip “Cost Sharing” yaitu perusahaan terbagi (share) biaya baik pelatihan di sekolah (Inschool Training = IST) dan pelatihan
di perusahaan (In Plant Training = IPT).
g.
Prinsip “Legal Basis” yaitu pada subsidi resmi (basic legal frame work) yang bisa
membantu pertumbuhan dan pengembangan sistem jangka panjang.
Pendidikan di industri mencangkup
60% pada DTS direalisasikan
dengan Praktik Industri. Praktik industri
merupakan sub kegiatan dari DTS / program sistem ganda yang dilaksanakan di
dunia industri. Praktik industri berguna untuk mengimplementasikan kompetensi
yang diperoleh di sekolah yang meliputi program normatif, adaptif, dan
produktif baik teori maupun praktik untuk mencapai profesionalitas.
Proses pembelajaran
yang diturunkan dari kurikulum kemudian dianalisa berdasarkan potensi daerah
dan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah baik materi dan penyajian
masih kurang, maka ditingkatkan frekuensinya, dikembangkannya di lingkup
industri.
Pelaksanaan
Praktik Industri bertujuan :
a.
Memberi pelatihan kepada siswa untuk mendewasakan mental, bakat, dan
sasaran kejuruannya.
b.
Mencapai kesepadanan antara kemampuan dan sekolah dan industri.
c.
Mempelajari tentang jenis jabatan, kompetensi, uraian tugas, persyaratan
kerja, kondisi lingkungan kerja, dan prospek jabatan di industri.
d.
Melatih sikap, kemandirian dan kepribadian siswa selama melaksanakan
Praktek Kerja di dunia industri.
e.
Mengenal informasi pasar kerja.
f.
Menghasilkan tamatan sebagai tenaga
kerja professional yang sesuai.
g.
Memberikan pengalaman kerja yang profesional.
Kegiatan
Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal :
Selasa, 27Juli
2015
- Senin,
23
Desember 2015
Tempat :
Departemen Sampel Lab di PT. Essence
Indonesia (IFF).
4.
Metodologi
Pada
Praktik Kerja Lapangan ini metode pengumpulan data yang digunakan penyusun
adalah :
a. Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti.
Dalam
penelitian ini hal-hal yang perlu diobservasi adalah :
a.
Pelaksanaan urutan kerja yang
dilakukan selama praktik industri.
b.
Pengujian identifikasi analisa
sensori berbagai macam flavor .
b. Wawancara adalah percakapan dua orang atau
lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data penelitian.
Dalam
penelitian ini responden yang diwawancarai adalah :
a. Supervisor sample lab
b. Karyawan PT Essence Indonesia
c. Eksperimen
adalah melakukan percobaan atau tindakan
langsung
terhadap raw material atau finish good yang akan diproses. Study literatur adalah penggunaan buku panduan atau laporan
yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini.
5.
RuangLingkup
Ruang lingkup dari
laporan yang kami buat ini adalah seluruh kegiatan di ruang
sample lab.
6.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
atau metode penulisan meliputi:
a. Pendahuluan
Pendahuluan terdiri
dari latar belakang, tujuan Praktik Industri, ruang lingkup, waktu dan
pelaksanaan Praktik Industri, metodologi dan sistematika penulisan disuatu
perusahaan atau instansi.
b. Gambaran
Umum Perusahaan
Pada gambaran umum perusahaan mengulas
tentang seluk beluk dari PT ESSENCE INDONESIA (IFF) yaitu Profil Perusahaan, Bidang
Usaha dan Produk yang dihasilkan, Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Lokasi
Perusahaan, Tata Letak Perusahaan, Struktur Organisasi, Kepegawaian dan Jaminan
Kesejatehraan, Aspek Strategis dan Pengembangan.
c. Proses
Packing dan Penimbangan secara Keseluruhan
Pada bagian ini terdiri dari proses
packing (pengemasan) sampel sesuai dengan TASK ID dan proses penimbangan raw material
sesuai dengan formula dari perusahaan sampai menjadi intermediate product atau
finished produk.
d. Penutup
Memberikan
kesimpulan-kesimpulan dan saran selama melaksanakan Praktik Industri, apa yang
harus ditingkatkan dan dipertahankan oleh IFF PT ESSENCE INDONESIA.
e. Daftar
Pustaka
Berisi tentang sumber
dimana komposisi pembuatan laporan diperoleh, baik dari buku ataupun sumber
dari internet yang sebagian besar digunakan untuk dasar teori dari pembuatan
laporan.
f. Lampiran
Tambahan data maupun informasi yang
belum dituliskan di dalam isi laporan. Dilampirkan pada bagian akhir suatu
laporan
BAB 2
TINJAUAN
PERUSAHAAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI
1.
Profil
Perusahaan
Profil
Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. ESSENCE INDONESIA (IFF)
Tahun Berdiri : 1955
Alamat
Perusahaan : Jalan Otto Iskandardinata 74, Jakarta 13330,
Indonesia
Telepon :
62-21- 850 0074 (HUNTING)
Fax
: 62-21- 819 0116
Produk
Utama : perusahaan yang bergerak dibidang
industri flavor dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan
dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok.Fragrance merupakan bahan baku
bukan pangan yang digunakan sebagai
bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan
rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Luas Pabrik : ± 2
hektar
2.
Bidang
Usaha dan Produk yang Dihasilkan
Internasional Flavor
and Fragrance – PT. Essence
Indonesia merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors
dan fragrance.
Flavors
merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan
sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance
merupakan bahan baku bukan pangan
yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan
perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo,
minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan
oleh Internasional Flavor and Fregerance – PT Essence Indonesia berfungsi
antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan
bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang
digunakan dalam proses produksi flavor dan fragrance sebagian besar masih diimpor dari berbagai negara
seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan
bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan
penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam
pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor
dan fragrance.
Sebagai industri hulu,
perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumergoods seperti industri
pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan
minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah
tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara,
yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui
distributor.Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total
penjualan PT. Essence
Indonesia (IFF).
Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen
pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang
ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari
total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota
besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama
IFF-PT Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis
yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang
tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi
sebagai market leader terancam
apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.
3.
Sejarah
Singkat
International Flavors and Fragrance (IFF) merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang industri flavor dan
fragrance yaitu memproduksi bahan –
bahan makanan tambahan yang berhubungan dengan rasa, aroma dikategorikan
kedalam flavor dan bahan – bahan
tambahan yang berhubungan dengan bau – bauan dikategorikan kedalam fragrance. Perusahaan ini berpusat di kota New
York, Amerika Serikat dan memiliki karyawan sebanyak 5000 orang yang tersebar di seluruh
dunia pada 65 lokasi dan 33 negara yang tercakup ke dalam 4 wilayah regional
yaitu wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Timur Jauh atau Asia Pasifik
dan Eropa – Afrika – Timur Tengah. Indonesia termasuk ke dalam regional Asia Pasifik.
Di Indonesia sendiri perusahaan ini lebih di kenal dengan nama PT. Essence Indonesia
(IFF).
Pada
mulanya International Flavor and Fragrance merupakan penggabungan dari 2
perusahaan yaitu Pollack & Schwarz yaitu
berasal dari Eropa dengan Van Amerigen yang
berasal dari Amerika. Bedasarkan akte notaris Raden Meester Soewandi,
perusahaan ini berdiri di Indonesia pada tanggal 30 April 1955 dengan nama NV Essence Indonesia
Pendirian
perusahaan ini di Indonesia diperkuat dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia No. JA 5/57/10 tertanggal 20 Juni 1955 dan diundang dalam tambahan
berita Negara Republik Indonesia no.17 tertanggal 28 Februari 1956. Pada waktu
berdirinya, NV Essence Indonesia merupakan perusahaan gabungan antara NV Handel Transport Company milik
pribumi dengan NV Pollack & Schawrz yang
kedudukannya di Belanda. Perusahaan ini berdomisili di jalan Otto
Iskandardinata Raya No.
74 Jakarta, bedasarkan Keputusan Dewan Pemerintah Kota Praja – Jakarta Raya
pada tanggal 31 Agustus 1959
Pada tahun 1960, berdasarkan
Undang-Undang 86 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1960, NV
Essence Indonesia diserahkan Kepada Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan berstatus sebagai Perusahaan Daerah (PD) dengan nama PD Ganda Rasa Raya.
Pada tahun 1968 pemerintah
mengeluarkan Intruksi Presiden No. 32 menyatakan bahwa semua perusahaan yang
dinasionalisasikan dikembalikan kepada pemiliknya. NV Essence Indonesia atau
yang telah digantikan namanya menjadi PD Ganda Rasa Jaya ini pun kembali
dipegang oleh Pollack & Schwarz milik Belanda yang telah dengan perusahaan
Amerika yaitu Internasional Flavors and Fragrance (IFF).
Nama NV Essence Indonesia pun
digantikan menjadiPT. Essence Indonesia (IFF) yang berada di bawah Internasional Flavors and Fragrance New York, Amerika Serikat, dengan status PMA
murni.
4.
Visi
dan Misi
a. Visi
Dihargai
oleh pelanggan sebagai mitra di Industri flavorsdan
fragrance yang
paling berperan dan penting dalam menciptakan sistem flavorsdan fragrance
baru yang unggul untuk produk – produk mereka.
b.
Misi
Memanfaatkan
sumber daya global dalam kreasi, inovasi teknologi, riset konsumen, sensori dan
manufaktur, untuk mendapatkan sistem flavors
dan fragrance
yang lebih disukai konsumen. Dengan cara itu, IFF akan mendapatkan pemecahan
masalah yang tepat bagi sasaran pasarnya sehingga menghasilkan suatu manfaat
yang tinggi untuk para ‘stake holder’.
PT. Essence Indonesia bertekad untuk tetap menjadi perusahaan
utama di bidangflavor danfragrance di Indonesia dan Asia
Pasifik.Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan ini melaksan akan berbagai kebijakan
mutu yaitu :
-
Memberikan
barang dan jasa yang bermutu secara konsisten sehingga
Memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan
-
Meningkatkan
kerjasama dengan para pelanggan dan pemasok
-
Mengupayakan
partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan, dengan menyediakan sarana, proses,
dan suasana kerja yang layak dan sesuai, agar dapat mendorong kreativitas dan inovasi
untuk secara terus menerus memperbaiki system di perusahaan
-
Menjaga
komitmen mutu, dengan memastikan bahwa system mutu perusahaan memenuhi persyaratan
ISO 9002 di Indonesia
-
Bekerja
dengan standar etika yang tinggi
Menurut IFF, kualitas adalah keunggulan, intergritas,
dankonsistensiproduk yang diproduksi dengan menggunakan peralatan yang otomatis
dan maju. Pada perkembangannya IFF, perusahaan terbesar di lebih dari 55 negara
dan memiliki lebih dari 5000 orang karyawan, memiliki komitmen untuk memperbaiki
dan membuat lebih banyak flavor danfragrance dengan penampilan yang terbaik
pada setiap produk. Saat ini IFF memiliki peringkatpertama di duniadalambidangflavor danfragrance. IFF – PT Essense Indonesia juga dikenal sebagai pemimpin
dalam hal kreasi dan manufacturing flavor
danfragrance yang memiliki cakupan
besar dengan jenis pasar yang beragam.
PT Essense Indonesia pada saat ini memiliki berbagai sertifikat
yang menunjukan kualitas dari system pengawasan mutu, seperti ISO 90001 : 2008
yang melingkupi sales and marketing , product development and
manufacturing Flavor and Fragrance. Sertifikatlainnyadari LPPOM – MUI yang
menunjukan kehalalan produk dan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi, meliputiflavor (perasa,
perasa daging sapi, perasabuah – buahan dan ekstrak bumbu – bumbu, perasaikan,
perasa rokok dan emulsi). Dan juga sertifikat yang menunjukan analisi pengawasan
batas kritis bahaya (Hazard Analysis
Critical Control Point / HACCP).
5.
Struktur
Organisasi dan Personal
IFF-PT Essence Indonesia merupakan
perusahaan multinasional yang memiliki struktur organisasi yang sangat kompleks
arena tidak hanya dikoordinasi secara lokal tetapi secara regional yaitu
dikawasan Asia Pasifik. Sampai dengan tahun 2008, jumlah karyawan di IFF-PT
Essence Indonesia kuranglebih 250 orang.
Secara garis besar,PT. Essence Indonesia dibagi ke dalam 3
divisi yaitu divisi Flavor, divisi Fragrance, dan divisi General Service. Divisi Flavor dan Fragrance masing masing dipimpin oleh Operational Manager yang bertanggung jawab langsung
kepada Managing Director. Struktur organisasi
PT. Essence Indonesia dapat dilihat
dalam gambar dibawah ini.
STRUKTUR
ORGANISASI IFF-PT
ESSENCE INDONESIA
(sumber : IFF-PT Essence Indonesia)
BAB
3
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik
bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut
Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada
seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
B. Jenis-Jenis
Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila
ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi
menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling,
proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002).
Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai
menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous
processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila
di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah
sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak
terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi
produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor
seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas
produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan
proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan
tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam
tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
1. Proses
produksi terus-menerus
Proses
produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam
proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis
produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2. Proses
produksi campuran
Proses
produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap
perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3. Proses
produksi terputus-putus
Produk
diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan
atau lebih komponen yang akan diproes atau menunggu untuk diproses, sehingga
lebih banyak memerlukan persediaan barang dan proses.
C. Departemen
Sample Lab
Departemen
sample lab merupakan departemen bagian dari departemen produksi yang. Bagian
ini berfungsi sebagai pengolahan, pemrosesan maupun pengaturan sample untuk
kepentingan perusahaan. Departemen ini jarang dijumpai diperusahaan berbasis
pangan pada umumnya. Adanya departemen di IFF-PT.Essence Indonesia ini adalah
karena perusahaan ini tidak memproduksi barang siap konsumsi melainkan produk
setengah jadi atau intermediate produk berupa essence atau flavor. Selain itu,
konsumen akhir dari produk yang dijual bukan masyarakat pada umumnnya melainkan
perusahaan pangan yang membutuhkan produk dari IFF -PT.Essence Indonesia .
Sebelum
produk flavor dibuat atau diproduksi, biasanya seorang sales menunjukkan contoh
atau sample pada konsumen seperti apa produk yang nantinya akan dibeli oleh
konsumen. Departemen sample lab ini bertugas menyiapkan sampel-sampel tersebut
kepada sales. Selain itu, distributor IFF-PT.Essence Indonesia juga membutuhkan
sample sebelum menjual produk ke konsumen, pada tahap ini pula departemen
sample lab bertugas menyiapkan sampel untuk distributor.
Departemen
ini juga bertugas menyiapkan sampel untuk perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia
lainnya yang berada diluar Indonesia apabila membutuhkan sampel untuk customer
diluar negeri. Departemen ini juga ikut membantu departemen C&A untuk
pengembangan produk baru maupun kepentingan lainnya.
Sistem kerja
di sampel lab adalah meyiapkan sampel sesuai TASK ID atau permintaan sampel.
Apabila sample lab memiliki stoknya, maka sampel lab akan menyiapkan sampel
dari stok yang tersedia. Apabila sample lab tidak memiliki stok yang dibutuhkan,
maka sample lab membuat produk baru dengan metode “Penimbangan” sesuai dengan
formula dari peusahaan. Selain itu, apabila sampel yang dibutuhkan terdapat di
produksi atau warehouse, maka kami melakukan BON bahan untuk mengambilnya didepartemen-departemen
tersebut.
BAB 4
PELAKSANAAN
Pada praktek
industri
yang kami
lakukan pada tanggal 1 Juli sampai25 Desember 2014, kami
telah melakukan banyak kegiatan di PT-IFF Essence Indonesia di sample lab.Pelaksanaan
praktek industri di departemen sample lab meliputi berbagai aplikasi dan
analisis sensory pada produk. Aplikasi-aplikasi yang diterapkan pada saat
praktik industri adalah sebagai berikut :
1.
Packing
Packing merupakan proses merupakan sistem
yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan,
dan dipakai. Packing dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera di TASK ID.
Pada lembar TASK ID biasanya sudah terdapat barcode, kode sampel, IPC, ukuran
sampel, dan BATCH produk. Proses packing ini disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan di atas. Ditambahkan pula tanda tangan orang atau pekerja
yang melakukan proses packing ini, agar
apabila ada kesalahan, orang yang melakukan kesalahan tersebut harus bertanggung
jawab atas kesalahannya.
Pertama, proses packing diawali
dengan penerimaan TASK ID dari supervisor sample lab. Kemudian mencari sampel
yang dibutuhkan atau memiliki IPC yang sama dengan TASK ID. Setelah itu,
mengambil kemasan yang sesuai dengan ukuran dan jenis sampel. Langkah selanjutnya
adalah menyesuaikan barcode, kode sampel, IPC, Batch, ukuran dan memberi tanda
tangan orang yang melakukan packing. Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan
memberi tanda centang (√) pada bagian-bagian tersebut. Selanjutnya barulah
proses packing dilakukan. Terakhir mengecek ulang IPC, Batch, barcode, dan kode
sampel.
2.
Admin
Admin merupakan proses selanjutnya dari packing. Admin
terdiri dari proses to ship dan picklist. Cara melakukan proses to ship dan
picklist menggunakan komputer. Aplikasi yang digunakan khusus milik perusahaan,
yaitu dengan memasukkan kode TASK ID dan mengubah status menjadi to ship.
Sedangkan picklist adalah proses untuk pengurangan stok secara otomatis melalui
sistem barcode. Proses picklist dilakukan dengan menembakkan barcode reader dan
mengikuti instruksi selanjutnya sampai selesai.
3.
Compound
Compund merupakan kegiatan utama pada departemen
sample lab. Compound dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
A. Compund
liquid
Compound liquid digunakan untuk membuat sampel flavor
berupa liquid atau cairan. Pertama supervisor memberi formula kepada compounder.
Setelah itu, compounder mencari RM (Raw Material) yang dibutuhkan untuk membuat
produk sesuai yang tertera pada formula. Setelah semua RM terkumpul,
selanjutnya melakukan penimbangan dengan ketentuan bila ada RM yang berbentuk
powder, maka masukkan dulu RM powder tersebut kemudian masukkan pelarutnya,
biasanya berupa PG, DPO, H2O, atau alkohol. Lakukan pengadukan
menggunakan stirer.
Setelah dilakukan pengadukan, penimbangan dilanjutkan dengan
mamasukkan RM selanjutnya sesuai formula. Setelah semua RM selesai dimasukkan,
dilakukan pengadukan (stirrer) untuk membuat produk 1menjadi
homogen. Terakhir adalah mengembalikan formula kepada supervisor.
B. Compund
powder
Sama halnya dengan compound liquid, langkah pertama
compound powder adalah penerimaan formula. Setelah itu mencari RM yang
dibutuhkan dan sesuai dengan formula. Apabila terdapat RM yang berbentuk liquid
maka dimasukkan terlebih dahulu, kemudian memasukkan RM yang bisa membuat
homogen antara liquid dan powder. Berbeda dengan compound liquid, pada compund
powder dilakukan plating, plating ini digunakan untuk mencampur bahan liquid
dan powder. Setelah plating, barulah memasukkan raw material yang lainnya
sesuai dengan formula. Proses ini menggunakan metode penimbangan dengan neraca
analitik. Setelah selesai, dilakukan penyaringan dengan ukuran tertentu,
biasanya adalah 20 mesh. Setelah itu dilakukan pengocokan (shaking). Yang
terakhir adalah pengembalian formula kepada supervisor.
C.
Membuat emulsi
Emulsi pada dasarnya adalah menggabungkan antara oil
phase dan water phase. Kedua jenis cairan tersebuat tidak bisa menyatu
(homogen), namun dengan bantuan emulsifier/homogenizer maka keduanya dapat
menyatu atau homogen. Pertama yaitu penerimaan formula, kemudian membuat water
phase terlebih dahulu. Setelah raw material yang dibutuhkan terkumpul, timbang
RM secara terpisah, masukkan satu demi satu sambil dilakukan pengadukan (stirer).
Pemasukkan raw material perlahan-lahan dan biarkan homogen dulu kemudian baru
RM selanjutnya begitu seterusnya.
Lakukan pengadukan atau stirer sampai homogen kemudian
diamkan selama satu malam. Setelah itu membuat oil phase. Langkahnya sama
dengan water phase, yang membedakan hanyalah raw material yang digunakan dan
oil phase tidak perlu didiamkan selama satu malam.
Selanjutnya melakukan pre-homo dengan homogenizer.
Caranya adalah mencuci dahulu alat yang akan digunakan dan keringkan. Kemudian
memasukkan oil phase dan water phase ke alat homogenizer selama kurang lebih
10-15 menit atau sampai tercampur dengan baik. Langkah selanjutnya adalah
blending yang terdiri dari blend I dan blend II. Pertama manguji alat serta
membersihkannya dengan mengoperasikan alatnya namun dengan air dulu bukan
dengan bahan-bahannya. Setelah selesai, lakukan blend I dengan memasukkan bahan
ke corong pemasukan dan operasikan alatnya sesuai prosedur. Setelah selesai,
kirim sample ke QC untuk dievaluasi dan diketahui partikel size-nya. Biasanya
partikelsize-nya belum memenuhi kriteria. Maka dari itu, dilakukan blend II
untuk membuat partikel size-nya memenuhi standar mutu. Partikel size yang
disyaratkan biasanya berkisar 0,3-0,4μm, tergantung dari jenis sampel yang
dibuat. Bila partikel size sudah sesuai, maka melakukan proses packing.
4.
Bon bahan dan finished produk
Bon dilakukan apabila raw material atau finished
produk yang dibutuhkan untuk compound atau packing kurang dan harus mengambil
bahan di produksi atau dispending. Prosedur yang digunakan adalah sebagai
berikut, pertama dengan pembuatan MMID (Material Movement Inter Department).
Memasukkan data kedalam folder MMID dan file dicetak menggunakan printer. Kemudian setelah
ditandatangani oleh supervisor, kita harus minta persetujuan dulu dari planner.
Apabila sudah disetujui, maka bahan/sampel dapat di bon atau diambil di bagian
produksi ataupun dispensing.
Pengambilan harus sesuai prosedur yang ditetapkan.
Misalnya di disepensing kita harus menggunakan sepatu safety khusus yang
digunakan di bagian itu. Selain itu,
proses pengambilan harus menjaga kebersihan dan mengembalikan bahan/sampel ke
tempat semula. Setelah bon selesai. MMID diserahkan ke departemen yang di bon.
Baik produksi maupun dispensing.
5.
Sensory analyse
Tujuan sensory analyse adalah untuk mengevaluasi
flavor yang dibuat apakah memenuhi standar sensoris atau belum. Caranya adalah
dengan melarutkan kedalam 100ml air. Proses ini terbagi menjadi 2 cara, yaitu
dengan H2O dan dengan larutan gula 8%. Pemakaian metodenya
tergantung dari jenis sampel yang diujikan. Cara pembuatannya adalah dengan
menimbang 0,100gr sampel dan dilarutkan kedalam 100ml air.
6.
Waste treatment
Waste treatment bertujuan untuk mengolah limbah sisa
produk maupun raw material yang telah kadaluarsa atau produk yang rusak
(reject). Pertama yaitu dengan menyeleksi finished produk atau raw material
yang telah kadaluarsa. Kemudian mencatatnya pada file waste treatment. Bagian
yang dicatat adalah IPC, nama produk, Batch, kadaluarsa, jumlah, dan data
pendataan.
Setelah selesai, kemudian membuang limbahnya ke jerigen
dan merendam botolnya untuk menghilangkan label yang menempel. Biasanya
dilakukan perendaman selama beberapa hari. Botol-botol dibuang dan dipacking
dalam kardus kemudian dibuang ke tempat pembuangan. Sedangkan limbah flavornya
dibuang pada periode tertentu lewat perantara gudang (warehouse).
BAB 5
PEMBAHASAN
Sample lab
merupakan departemen yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagai kebutuhan
perusahaan, seperti sampel untuk sales, pengembangan produk CnA, dan lain
sebagainya. Departemen ini jarang ditemui di perusahaan pangan pada umumnya.
Hal ini disebabakan karena konsumen dari perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia
ini bukanlah masyarakat umum melainkan perusahaan pangan lain yang memproduksi
pangan ke masayarakat.
Kegiatan yang
dilakukan di departemen sample lab antara lain adalah packing, admin, compound
liquid dan powder, membuat emulsi, sensory analyse, dan sebagainya. Berikut ini
adalah kegiatan yang dilakukan saya selaku siswa praktik industri di
IFF-PT.Essence Indonesia.
1.
Packing
Pengemasan merupakan salah satu
cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan
adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang
dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat
dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam
menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Dalam melakukan pengemasan, kita
harus memperhatikan jenis sampel. Hal ini berkaitan dengan jenis kemasan apa
yang nantinya akan digunakan. Apabila sampel liquid yang akan dikemas, maka
kita biasanya menggunakan kemasan dari bahan botol. Begitu juga dengan sampel
yang berbentuk emulsi. Sedangkan untuk sampel berbentuk powder dan pasta, maka
kami biasanya menggunakan kemasan dari bahan plastik (pot). Khusus untuk sampel
pasta ditambah lapisan alumunium foil pada bagian tutupnya yang berfungsi
sebagai penhambat atau mencegah sampel agar tidak tumpah atau merembes keluar.
Sedangkan ukuran kemasan yang
digunakan bergantung dari ukuran sampel yang akan di packing. Pada TASK ID sudah
tertera banyaknya sampel yang diminta (request). Dari situ kita bisa
menyimpulkan ukuran kemasan yang digunakan. Bila sampel membutuhkan sampel 30
gr, maka menggunakan botol 30 gr untuk sampel liquid dan 30 gr pot untuk sampel
powder. Begitu juga untuk ukuran yang lainnya.
Selain hal-hal diatas, kita juga
harus memperhatikan berat jenis dari sampel yang di packing. Karena ada sampel
yang sangat ringan dan ada pula yang berat. Apabila menimbang sampel ringan
(contoh : grape powder) sebanyak 30 gr. Kuantiatas demikian tidak akan muat
dengan pot 30, tapi muat dalam pot 50. Sedangkan sampel yang berat contohnya
adalah yang berbentuk pasta. Bila kita mengetahui hala-hal seperti ini, kita
dapat menghemat penggunaan kemasan dan tentu saja berguna bagi perusahaan.
Kemasan yang digunakan harus bersih
dan bebas dari mikroorganisme. Untuk itu bisanya dilakukan pencucian botol dan
disemprot dengan alkohol dahulu pada pengemas agar produk aman di tangan
konsumen yang dituju. Selain dari masalah proses packing yang baik dan benar,
kita harus memperhatikan kebersihan, keamanan, keefektifan kemasan dan tampilan
yang baik pada kemasan.
2.
Admin
Admin merupakan kelanjutan proses
dari packing. Proses ini berfungsi sebagai pengubah status suatu TASK ID dari
progress menjadi to ship. Status progress berarti bahwa TASK ID masih dalam
proses pengerjaan oleh karyawan sample lab atau masih dalam proses packing
maupun compound. Setelah proses ini selesai, maka status diubah, menjadi to
ship yang berarti proses pengerjaan telah selesai dan siap dikirim oleh bagian
shipping
Apabila tanggal pengiriman melebihi
target, maka biasanya oleh sistem akan ditanyakan alasan keterlambatan
pengerjaan tersebut. Oleh karena itu, kita harus menyebutkan alasan
keterlambatan, misalnya admin, RM kurang, dan lain sebagainya. Selanjutnya
adalah proses picking list. Proses ini berfungsi untuk mengurangi jumlah stock
dalam sistem agar sama dengan situasi realnya. Saat kita melakukan packing dari
stock, tentu stock tersebut berkurang sesuai dengan jumlah yanag diminta
(request), maka dengan proses picklist ini sistem akan mengurangi sesuai dengan
TASK ID sehingga sama dengan kuantitas realnya.
3. Compound
Compund merupakan proses yang
menggabungkan berbagai macam material untuk membentuk suatu produk atau sampel.
Proses ini terdiri dari 2 macam, yaitu :
A. Compound
powder
Compound powder merupakan compound
yang menghasilkan produk berbentuk powder. Metode yang digunakan adalah penimbangan
dan alat yang digunakan adalah neraca analitik. Proses ini membutuhkan
kehati-hatian dan kesabaran dakam melakukannya, karena apabila raw material
yang digunakan berlebih atau kurang akan mempengaruhi flavor dan rasa dari
produk akhir. Apalagi untuk raw material yang memiliki aroma dan rasa yang
cukup kuat. Compound baru dilakukan apabila sample lab tidak memiliki stock,
stock habis atau stock telah kadaluarsa.
Karena bahan yang ditimbang dalam
skala lab, maka kuantitas yang ditimbang biasanya cukup kecil, berkisar antara
100 gr sampai 5 kg tergantung yang diminta konsumen. Saat melakukan
penimbangan, raw material yang berbentuk liquid dimasukkan terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan bahan-bahan tertentu untuk menjadikannya homogen dan mudah
bercampur dengan bahan powder lainnya. Bila menggunakan bahan pasta, biasanya
raw material jenis ini akan membeku (caking). Maka dilakukan proses pemanasan
untuk menjadikannya pasta cair, bukan pasta padat. Proses yang paling harus
diperhatikan adalah plating, karena bila proses ini gagal, maka produk juga
gagal, bisa jadi nantinya akan menggumpal dan tidak bisa bercampur dengan bahan
powder lain dan sulit bahkan tidak bisa disaring. Sehingga otomatis bahan-bahan
tersebuat tidak ikut dalam formula penimbangan yang tentu saja produk yang
dihasilkan tidak memenuhi mutu dari segi rasa, warna maupun flavornya.
B. Compound
liquid
Compound liquid merupakan compound
yang menghasilkan sampel berbentuk liquid. Metode yang digunakan adalah penimbangan
dan pengadukan (stirrer). Alat yang digunakan adalah neraca analitik dan
stirrer. Compound liquid lebih sulit dibandingkan compound powder. Apabila
kelebihan raw material yang dituang, compound powder bisa diambil atau
dikurangi dengan hati-hati tanpa mengambail bahan yang lain, sedangkan pada
compound liquid tidak bisa, karena apabila berlebih maka bahan akan langsung
menyatu dengan bahan yang lain. Sehingga resiko gagal dalam penimbangan lebih
besar.
Sama dengan compound powder,
apabila ada raw material powder, maka dimasukkan terlebih dahulu, stelah itu,
untuk melRUTKAN menggunakan pelarut, kemudian dilakukan pengadukan. Barulah
bahan-bahan lain dimasukkan sesuai formula dan dilakukan pengadukan. Apabila
bahan powder atau pasta yang dimasukkan sulit diencerkan dengan pengencer, maka
saat pengadukan sambil dipanaskan dengan suhu 50-600C.
C. Membuat
emulsi
Emulsi adalah campuran antara
partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya
(fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat
bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan
setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan
pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda.
Cara membuat emulsi berbeda dengan
dasar membuat compound liquid maupun powder, walaupun pada awalnya melakukan
penimbangan. Pertama adalah membuat 2 jenis campuran dasar, yaitu water phase
dan oil phase. Water phase dibuat terlebih dahulu karena memerlukan waktu satu
malam untuk didiamkan. Setelah selesai, barulah oil phase dibuat. Pada dasarnya
kedua jenis bahan ini tidak bisa menyatu (homogen) menjadi satu campuran, namun
dengan bantuan emulsifier dan homogenizer, maka tujuan tersebut dapat dicapai.
Proses selanjutnya yaitu pre-homo,
dengan menggabungkan 2 bahan tersebut menggunakan alat homogenizer. Secara
visual memang namapak sudah homogen, namun dari segi mikrovisual, hal ini belum
memenuhi standar, karena ukuran particle
size nya masih besar. Maka dari itu, perlu dilakukan blend secara berulang.
Pada proses blend, terbagi menjadi
blend I dan blend II, kadang terdapat blend III pada produk sampel tertentu.
Langkah ini cukup sulit dan memerlukan latihan berulang untuk dapat membuat
emulsi dengan baik. Kita harus berhati-hati dalam melakukannya agar loss
product tidak terlalu banyak, tidak tercampur dengan air, dan tidak terpengaruh
flavor emulsi sebelumnya. Saat bekerja menggunakan sarung tangan tebal karena
kontak langsung dengan air panas. Terdapat 2 corong yang dapat diubah-ubah,
dalam mengubahnya harus hati-hati, kita harus tahu yang keluar air atau
produknya. Apabila proses telah selesai dilakukan, maka mengambil sampel 30 gr
untuk di analisa paricle size nya di QC. Bila partikel size nya belum memenuhi
standar mutu, maka dilakukan blend kembali sampai terpenuhi standar mutunya.
Biasanya standar mutunya adalah 0,3um-0,4um, ada juga yang berbeda tergantung
dari jenis produknya.Apabila ukuran partikel sudah memenuhi standar mutu, maka
produk emulsi dapat dilakukan packing.
Berikut ini adalah istilah kegiatan
yang dilakukan saat membuat emulsi, yaitu :
1.
Water Phase
Pembuatan bahan pelarut untuk
produk tersebut oil phase harus melakukan overnight untuk menghilangkan
gelembung.
2.
Oil Phase
Adalah pembuatan bahan untuk
produk tersebut bahan ini harus dicampur dengan water phase sebagai pelarutnya.
3.
Prehomogenization
Proses dimana oil phase
dicampur dengan water phase dan melakukan sirkulasi agar semua bahan dapat
tercampur merata dan dapat tercampur sempurna.
4.
Homogenization
Adalah proses dimana produk
yang sudah dicampur di giling pada alat ini sehingga produk dapat mencapai
ukuran dibawah 1 mikron.
5.
Overnight
Adalah proses dimana produk
didiamkan selama beberapa jam hingga 1 malam agar gelembung udara hilang.
6.
Homogenization II / III Optional
Adalah proses dimana apabila
diperlukan akan memperkecil ukuran partikel hingga lebih kecil dari 0.5 mikron
tetapi proses ini diperlukan ketika proses homogenization I kurang.
7.
QC cheking
Adalah proses dimana produk
jadi akan di periksa kualitasnya apa sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan apabila ok maka akan langsung dikemas namun apa bila tidak memenuhi
target akan melakuka tindakan korektif rekomendasi dari QC.
8. Pengemasan
Adalah proses dimana sudah
memenuhi standar yang telah ditetapkan dan siap untuk dikemas dalam jerigen
ukuran tertentu. Yang perlu diperhatkan adalah sterilisasi jerigen dan juga
quantiti dari produk tersebut.
4. Bon
bahan dan finished product
Bon bahan merupakan kegiatan
pengambilan barang ke departemen lain. Biasanya ke departemen liquid, powder
dan dispensing. Bon bahan dilakukan apabila stock raw material atau finished
product telah habis atau kadaluarsa. Setelah mengecek di sistem penyimpanan,
maka kita dapat menentukan departemen mana yang memiliki barang tersebut dan
siap melakukan pengebonan.
Sebelum melakukan pengebonan, kita
membuat form yang disebut MMID (Material movement inter department). Form ini
berisi IPC, nama barang, jumlah yang akan di bon, batch, manufactured date dan
expired date. Pengisian data harus berhati-hati dan benar, karena bila terjadi
salah pemasukan data, maka saat diserahkan ke bagian planner dapat terjadi
kesalahan sehinga tidak bisa di bon. Padahal sebenarnya bisa, namun karena data
salah menjadi tidak bisa. Selain itu, itu juga bisa berpengaruh pada sistem dan
situasi realnya. Apa yang tercatat dalam sistem berbeda dengan apa yang ada
sebenaranya.
Apabila seluruh administrasi telah
selesai, maka pengebonan dapat dilakukan. Dalam melakukan bon bahan, kita harus
meminta ijin dengan leader atau supervisor departemen tersebut. Kita juga harus
mengikuti peraturan di tempat kita melakukan bon dan tidak menggangu pekerjaan
di departemen tersebut. Apabila bon barang yang kita cari didapatkan, maka
barang tersebut harus dikembalikan ke tempat dimana barang tersebut diambil
(storage).
5. Sensory
analyse
Sensory analyse yang kami lakukan
mencakup banyak kegiatan. Mulai dari belajar berbagai macam flavor, uji
identifikasi, triange test, ranking test, menyajikan sampel, dan lain sebagainya.
Pada saat belajar menganalisa dan memahami berbagai macam flavor, ada banyak
sekali flavor yang diketahuai sekaligus karakteristiknya. Contohnya strawberry
yang memiliki karakter sweet, sour, san fresh, berbeda dengan chocolate yang
berkarakter sweet dan milk.
Penyajian sampel dilakukan untuk
compare dengan standar apakah sampel yang dibuat memiliki karakter flavor yang
sama dengan standar atau tidak. Pembuatannya bermacam-macam tergantung sampel.
Ada yang menggunakan larutan gula 8% serta ada yang tidak. Bila menggunakan
gula biasanya untuk modulator mouthfeel serta sampel yang tidak memilki rasa
dan aroma, namun memiliki kesan di lidah atau mulut.ada kalanya kita diminta
untuk menjadi panelis dalam uji rangking dan identifiksi oleh karyawan
sensoris.
7. Waste
treatment
Waste treatment merupakan perlakuan
yang bertujuan untuk membuang limbah kimia dengan baik, benar dan aman. Hal
yang harus dilakukan adalah memaikai APD yang benar dan sesuai prosedur. Karena
bahan-bahan kimia baik raw material dan finished product yang telah kadaluarsa
sangat tidak baik bagi kesehatan. Apabila tertelan, terhirup, menyentuh kulit,
maupun terkena mata harus mengikuti prosedur penyelamatan pertama. Biasanya
dibilas dengan air pada eye shower bila terkena mata. Maka dari itu, untuk
menghindari bahaya kesehatan, kita harus mengetahui potensi bahaya pada setiap
raw material maupun finished product. Bila terdapat dampak kesehatan, pada
label sudah diberi label peringatan.
Label peringatan berisi 4 tanda
bahaya, yaitu flamable, health, environment, dan special danger. Special danger
diisi apabila terdapat bahaya khusus yang dapat ditimbulkan oleh bahan, seperti
acid, radioaktif, dan lain sebagainya. Pembuangan limbah tidak boleh dibuang ke
lingkungan, namun ditampung dalam jerigen dan dibuang ke tempat pengolahan
limbah selanjutnya untuk ditangani.
APD yang digunakan adalah sarung
tangan yang berguna untuk melindungi kulit kontak langsung dengan bahan kimia.
Eye protector (eyeglass) untuk melindungi dari cipratan ke mata. Jas lab untuk
melindungi tubuh. Penutup hidung dan mulut atau masker untuk menghindari bau
menyengat dari bahan. Serta hairnet untuk melindung bagian kepala atau rambut. Terakhir
adalah safety shoes untuk melindungi kaki dari berbagai macam bahaya, seperti
tumpahan bahan kimia, tertimpa benda keras, lantai yang licin, dan sebaainya. Pemakaian
APD yang baik dan benar harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keamanan
pekerja.
BAB 6
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan selama pratktik industri dalam
waktu 5 bulan
di IFF-PT.Essence Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sample lab merupakan departemen bagian
dari produksi yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagi kebutuhan
perusahaan. Baik untuk sales, C&A department, produksi, maupun distributor.
2. Kegiatan utama yang dilakukan kami
di departemen sampel lab adalah sebagai berikut, yaitu :
a. Packing
b. Admin
c. Compound
-
Compound
liquid
-
Compound
powder
-
Membuat
emulsi
d. Bon bahan (raw material dan finished
product)
e. Sensory analyse
f. Waste treatment
3. Dalam melakukan berbagai jenis
kegiatan harus menggunakan APD yang lengkap dan benar serta mengikuti prosedur
dan SOP yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan pada PT IFF – Essence Indonesia, saran yang diberikan sebagai
masukan agar produksi dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut :
1.
Setiap melakukan proses kerja harus selalu
mengutamakan GMP dan EHS, serta selalu mengenakan APD dengan benar, sehingga
kecelakaan kerja dan kontaminasi dapat di minimalkan.
2.
Ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan dari formula hendaknya
sudah siap saat produksi akan dilakukan. Sehingga waktu proses tidak menjadi lama dan pekerjaan tidak tertunda akibat
kekurangan material.
3.
Pengiriman sampel harus tepat waktu agar
tidak menghambat proses analisa yang akan dilakukan oleh QC, dan proses
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Miftah. 2012. Laporan Magang Industri IFF - PT. Essence Indonesia. Jakarta, Miftah.
Nama : Mukhammad Saiful Mujab
Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 24 Juni 1996
NIS : 8069
Kompetensi : Kimia Analis
Asal sekolah : SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung
Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 24 Juni 1996
NIS : 8069
Kompetensi : Kimia Analis
Asal sekolah : SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung
Aspek teknis
|
|||||
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
|
|||
angka
|
huruf
|
||||
1
|
Packing
|
||||
|
A. Melakukan cek
pada TASK ID
|
||||
|
B. Mencari sampel pada tempat penyimpanan sampel
|
||||
|
C. Melakukan packing
|
||||
|
D. pengecekan ulang TASK ID
|
||||
|
E. Pengembalain sampel ke tempat penyimpanan
|
||||
|
|
|
|
||
2
|
Admin
|
||||
|
A. Melakukan to ship
|
||||
|
B. Melakukan
picklist
|
||||
|
|
||||
3
|
A.Compound
|
||||
|
-Melakukan pencarian RM di storage
|
||||
-Melakukan penimbangan
|
|||||
|
-Melakukan Stirrer (liquid)
|
||||
|
-Melakukan shaking (powder)
|
||||
|
-Pengembalian formula
|
||||
|
B.Membuat emulsi
|
|
|||
|
-Persiapan RM
|
||||
-Melakukan penimbangan
|
|||||
|
-pre-homo
|
||||
|
-Blend I dan II
|
||||
|
-Mengirim ke QC
|
||||
|
|
|
|
||
4
|
Bon Bahan dan Finished Product
|
||||
|
A. Membuat MMID
|
||||
|
B. Mengirim MMID ke Planner
|
||||
|
C. Melakukan BON
|
||||
|
D. Mengrim MMID ke tempat BON
|
||||
|
|||||
5
|
Sensory Analyse
|
||||
|
A.Membuat larutan sensory tanpa gula
|
||||
B.Membuat larutan sensory gula 8%
|
|||||
|
C.Menyajikan ke flavorist
|
||||
6
|
Waste treatment
|
||||
A.Penyeleksian sampel kadaluarsa
|
|||||
B.Pencatatan data waste
|
|||||
C.Pengepakan
|
|||||
D.Pembuangan label
|
|||||
E.Pembuangan limbah kimia
|
|||||
F.Pencucian
|
|||||
|
|||||
Aspek Non Teknis
|
|||||
no
|
Aspek yang dinilai
|
Nilai
|
|||
angka
|
Kualifikasi
|
||||
1
|
Disiplin
|
|
|
||
2
|
Kerjasama
|
|
|
||
3
|
Inisiatif
|
|
|
||
4
|
Tanggung jawab
|
|
|
||
5
|
Kebersihan
|
|
|
||
23
Desember 2015
|
|||||
Pembimbing Perusahaan
|
|||||
(............................................)
|
|||||
Nama Terang
|
|||||
PT TWIN Logistics perusahaan Ppjk ingin mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
BalasHapusServices Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Keterangan tambahan :
1. Nomor Induk Berusaha ( NIB ) : 1257002601078
2. IT ( Mainan, Elektronic, Garmen, Sepatu dan Peralatan kaki lainnya )
3. SPI-PI Besi Baja,
4. SPI-PI Produk Kehutanan,
5. SPI-PI Barang Bekas,
6. SPI-PI Tekstil & Izin TPT
7. Produk-produk Lartas SNI
8. LS ( Laporan Surveyor )
9. LS Alas kaki
10. LS Garment
11. LS Textile
12. LS Electronik
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan baik dan lancar.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut, Bpk/ Ibu dapat menghubungi Customer Support PT TWIN Logistics melalui Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.twinlogistics@yahoo.com
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : pt.twinlogistics@yahoo.com, andijm@twin.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id , www.twin.co.id
The King Casino - Jancasino
BalasHapusWelcome to The King Casino, a casino in the heart of Los Angeles, California. 더킹카지노 It has a total of 1xbet 3000 games, over 5,000 electronic games, 10cric