Jumat, 04 Desember 2015

Laporan Praktek Industri

LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI
(INTERNATIONAL FLAVORS & FRAGRANCE)
Jalan Otto Iskandardinata 74 Jakarta 13330, Indonesia



Oleh :
MUKHAMMAD SAIFUL MUJAB
8069


PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SMK N 1 ( STM PEMBANGUNAN ) TEMANGGUNG
Jalan Kadar Maron Sidorejo Kotak Pos Telp/Fax (0293) 4901639
TAHUN 2014/2015



LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI
(INTERNATIONAL FLAVORS & FRAGRANCE)
Jalan Otto Iskandardinata 74 Jakarta 13330, Indonesia



Oleh :
Mukhammad saiful mujab
8069

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SMK N 1 ( STM PEMBANGUNAN ) TEMANGGUNG
Jalan Kadar MaronSidorejoKotakPosTelp/Fax (0293) 4901639
TAHUN 2014/2015


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh :
SMK N 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG


Pada tanggal  :           Desember 2015

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing Industri






           Imelda Ilyas

Pembimbing Sekolahan






      
Supervisor Sample Lab




Mengetahui
Kepala Sekolah,







            
          Drs. Purwono

NIP. 19580523 198603 1 008



LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh:
IFF PT. ESSENCE INDONESIA
Jalan Otto Iskandardinata 74 Jatinegara, Jakarta Timur, Indonesia









Mengetahui,
Manager HRD









Iris Purwandari


Menyetujui,
Manager Produksi Flavour








Agus SentotMulyono








KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terlaksananya  praktek industri dan laporan praktek industri pada tanggal 24 juli sampai 23 Desember 2015, dibagianProduksiSample Lab PT. ESSENCE INDONESIA.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak dapat lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :
1.      Allah SWT atas segala karunia, hidayah dan kemudahan yang telah diberikan-NYA.
2.      Keluarga yang selalu memberikan doa restu, mendukung, serta memotivasi tiada henti kepada penulis.
3.      Bapak Drs. Purwono, selaku Kepala SMK Negeri 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung atas izinnya untuk melaksanakan Praktik Industri.
4.      Ibu Iris Purwandari, selaku Kepala Personalia yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Magang Industri di IFF – PT . Essense Indonesia.
5.      Bapak Agus Sentot Mulyono, selaku koordinator pembimbing yang telah mengkoordinasi dan memberi bimbingan selama melaksanakan Praktik Industri  diIFF – PT. Essence Indonesia.
6.      Ibu Imelda Ilyas, selaku pembimbing materi dan Ibu Siti Nur Azizah selaku pembimbing laporan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
7.      Bapak Edi Setiawan H, selaku HR yang telah memberikan pengarahan selama melaksanakan Praktik Industri di Departement tersebut.
8.      Segenap staff dan karyawan IFF – PT. Essence Indonesia, DivisiSample Lab dan teman-teman sesama Praktik Industri yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan fasilitas, bantuan serta dukungannya.
9.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan Magang Industri ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempuna, baik dari penulis maupun dari tata bahasanya.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Sehingga dapat menjadi koreksi terhadap penulisan dalam membuat laporan-laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis serta pembaca.




Jakarta, Desember 2015


Penulis














DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN.............................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................. 1
B.     Tujuan .......................................................................................... 2
C.     Waktu dan tempat......................................................................... 3
D.    Metodologi.................................................................................... 3
E.     Ruang lingkup............................................................................... 4
F.      Sistematika penulisan.................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PERUSAHAAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI
A.    Profil Perusahaan.......................................................................... 6
B.     Bidang usaha produk yang dihasilkan.......................................... 7
C.     Sejarah singkat.............................................................................. 8
D.    Visi dan misi................................................................................. 9
E.     Struktur organisasi dan personal................................................... 11
     
BAB 3. LANDASAN TEORI
A.    Pengertian produksi...................................................................... 13
B.     Jenis-jenis produksi....................................................................... 13
BAB 4. PELAKSANAAN
A.    Packing.......................................................................................... 16
B.     Admin........................................................................................... 16
C.     Compound.................................................................................... 17
1.      Compound liquid.................................................................... 17
2.      Compound powder................................................................. 17
3.Membuat emulsi......................................................................... 18
D.    Bon bahan dan finished product................................................... 19
E.     Sensory analyse............................................................................. 19
F.      Waste treatment............................................................................ 20

BAB 5. PEMBAHASAN
A.    Packing.......................................................................................... 21
B.     Admin............................................................................................ 22
C.     Compound..................................................................................... 23
1.      Compound powder................................................................. 23
2.      Compound liquid.................................................................... 24
3.      Membuat emulsi..................................................................... 24
D.    Bon bahan dan finished product................................................... 26
E.     Sensory analyse............................................................................. 27
F.      Waste treatment............................................................................. 28
BAB 6. PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................... 29
B.     Saran............................................................................................. 29

Daftar Pustaka.................................................................................... 31








BAB 1
PENDAHULUAN

Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat bekerja agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Pekerjaan yang ada, khususnya di industri telah mengalami perubahan mengarah trend globalisasi, yang meliputi perubahan besar-besaran di dalam jenis pekerjaan/ jabatan, pengurangan kesempatan kerja dan rekrutmen pekerja menjadi tidak terkualifikasi untuk bekerja di industri yang bergerak dengan pelayanan dan teknologi yang tinggi, pekerja-pekerja .yang terampil kebanyakan pergi ke negara-negara lain, karena imbalan relatif lebih tinggi, serta pengetahuan, ketrampilan dan attitude yang menjadikan bertambahnya pengangguran. Dengan adanya trend globalisasi pada pekerjaan, mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, di dalam dunia pendidikan dapat terjadinya ketidaksepadanan (mismatch) antara output lembaga pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan ekonomi untuk SDM level menengah. Sehingga berakibat tingkat penempatan lulusan relatif rendah, tenaga kerja memiliki pendidikan dan pelatihan kejuruan teknologi sangat rendah, lebih banyak lulusan kursus jangka pendek yang bekerja dibanding lulusan kursus jangka panjang, dan bertambahnya jumlah pengangguran yang terdidik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka lembaga pendidikan perlu menginstitusionalisasikan Dual Training Sistem (DTS) sebagai instruksional Delivery Sistem dari DTS adalah pendidikan di sekolah sebesar 40 % yang meliputi teori, ketrampilan dasar, pembentukan nilai, dan pendidikan umum serta pendidikan di industri sebesar 60 % yang meliputi kepakaran skill. Kondisi pekerjaan nyata, penekanan pada performansi ekonomi, dan produktifitas. DTS mempunyai 7 prinsip dasar antara lain :

a.         DTS adalah sistem pelatihan tenaga kerja sesuai permintaan user yang berorientasi pasar.
b.        Merupakan kemitraan antara dunia usaha / dunia industri dengan sekolah.
c.         DTS adalah Learning by Doing. DTS menempatkan peserta didik pada situasi kerja yang nyata untuk dapat mengembangkan unjuk pembelajarannya.
d.        DTS mengandalkan secara lekat pada kepemimpinan sektor privat.
e.         Sistem  pelatihannya mengarah pada kesesuaian yang dapat diterima masyarakat (social Acceptance).
f.         Prinsip “Cost Sharing” yaitu perusahaan terbagi (share) biaya baik pelatihan di sekolah (Inschool Training = IST) dan pelatihan di perusahaan (In Plant Training = IPT).
g.        Prinsip “Legal Basis” yaitu pada subsidi resmi (basic legal frame work) yang bisa membantu pertumbuhan dan pengembangan sistem jangka panjang.

Pendidikan di industri mencangkup 60% pada DTS direalisasikan
dengan Praktik Industri. Praktik industri merupakan sub kegiatan dari DTS / program sistem ganda yang dilaksanakan di dunia industri. Praktik industri berguna untuk mengimplementasikan kompetensi yang diperoleh di sekolah yang meliputi program normatif, adaptif, dan produktif baik teori maupun praktik untuk mencapai profesionalitas.
Proses pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum kemudian dianalisa berdasarkan potensi daerah dan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah baik materi dan penyajian masih kurang, maka ditingkatkan frekuensinya, dikembangkannya di lingkup industri.

Pelaksanaan Praktik Industri bertujuan :
a.         Memberi pelatihan kepada siswa untuk mendewasakan mental, bakat, dan sasaran kejuruannya.
b.        Mencapai kesepadanan antara kemampuan dan sekolah dan industri.
c.         Mempelajari tentang jenis jabatan, kompetensi, uraian tugas, persyaratan kerja, kondisi lingkungan kerja, dan prospek jabatan di industri.
d.        Melatih sikap, kemandirian dan kepribadian siswa selama melaksanakan Praktek Kerja di dunia industri.
e.         Mengenal informasi pasar kerja.
f.         Menghasilkan tamatan sebagai  tenaga kerja professional yang sesuai.
g.        Memberikan pengalaman kerja yang profesional.



Kegiatan Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal                : Selasa, 27Juli 2015 - Senin, 23 Desember 2015
Tempat                           : Departemen Sampel Lab di PT. Essence Indonesia (IFF).

4.                  Metodologi
Pada Praktik Kerja Lapangan ini metode pengumpulan data yang digunakan penyusun adalah :
a.       Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian ini hal-hal yang perlu diobservasi adalah :
a.      Pelaksanaan urutan kerja yang dilakukan selama praktik industri.
b.      Pengujian identifikasi analisa sensori berbagai macam flavor .
b.      Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data penelitian.
Dalam penelitian ini responden yang diwawancarai adalah :
a.       Supervisor sample lab
b.      Karyawan PT Essence Indonesia
c.       Eksperimen adalah melakukan percobaan atau tindakan langsung terhadap raw material atau finish good yang akan diproses. Study literatur adalah penggunaan buku panduan atau laporan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

5.                  RuangLingkup
Ruang lingkup dari laporan yang kami buat ini adalah seluruh kegiatan di ruang sample lab.

6.                  Sistematika Penulisan
Sistematika atau metode penulisan meliputi:
a.       Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan Praktik Industri, ruang lingkup, waktu dan pelaksanaan Praktik Industri, metodologi dan sistematika penulisan disuatu perusahaan atau instansi.
b.      Gambaran Umum Perusahaan
Pada gambaran umum perusahaan mengulas tentang seluk beluk dari PT ESSENCE INDONESIA (IFF) yaitu Profil Perusahaan, Bidang Usaha dan Produk yang dihasilkan, Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Lokasi Perusahaan, Tata Letak Perusahaan, Struktur Organisasi, Kepegawaian dan Jaminan Kesejatehraan, Aspek Strategis dan Pengembangan.
c.       Proses Packing dan Penimbangan secara Keseluruhan
Pada bagian ini terdiri dari proses packing (pengemasan) sampel sesuai dengan TASK ID dan proses penimbangan raw material sesuai dengan formula dari perusahaan sampai menjadi intermediate product atau finished produk.
d.      Penutup
Memberikan kesimpulan-kesimpulan dan saran selama melaksanakan Praktik Industri, apa yang harus ditingkatkan dan dipertahankan oleh IFF PT ESSENCE INDONESIA.
e.       Daftar Pustaka
Berisi tentang sumber dimana komposisi pembuatan laporan diperoleh, baik dari buku ataupun sumber dari internet yang sebagian besar digunakan untuk dasar teori dari pembuatan laporan.
f.       Lampiran
Tambahan data maupun informasi yang belum dituliskan di dalam isi laporan. Dilampirkan pada bagian akhir suatu laporan





















BAB 2
TINJAUAN PERUSAHAAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI


1.            Profil Perusahaan
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan               :   PT. ESSENCE INDONESIA (IFF)
Tahun Berdiri                     :  1955
Alamat Perusahaan             :   Jalan Otto Iskandardinata 74, Jakarta 13330, Indonesia
Telepon                               :  62-21- 850 0074 (HUNTING)
Fax                                      :  62-21- 819 0116
Produk Utama                    : perusahaan yang bergerak dibidang industri flavor dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok.Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.

Luas Pabrik                         :  ± 2 hektar




2.                 Bidang Usaha dan Produk yang Dihasilkan
Internasional Flavor and Fragrance – PT. Essence Indonesia merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan oleh Internasional Flavor and Fregerance – PT Essence Indonesia berfungsi antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang digunakan dalam  proses produksi  flavor dan fragrance sebagian  besar masih diimpor dari berbagai negara seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor dan fragrance.
Sebagai industri hulu, perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumergoods seperti industri pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui distributor.Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total penjualan PT. Essence Indonesia (IFF). Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama IFF-PT Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi sebagai market leader terancam apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.

3.                 Sejarah Singkat
International Flavors and Fragrance (IFF) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri flavor dan fragrance yaitu memproduksi bahan – bahan makanan tambahan yang berhubungan dengan rasa, aroma dikategorikan kedalam flavor dan bahan – bahan tambahan yang berhubungan dengan bau – bauan dikategorikan kedalam fragrance. Perusahaan ini berpusat di kota New York, Amerika Serikat dan memiliki karyawan sebanyak 5000 orang yang tersebar di seluruh dunia pada 65 lokasi dan 33 negara yang tercakup ke dalam 4 wilayah regional yaitu wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Timur Jauh atau Asia Pasifik dan Eropa – Afrika – Timur Tengah. Indonesia termasuk ke dalam regional Asia Pasifik. Di Indonesia sendiri perusahaan ini lebih di kenal dengan nama PT. Essence Indonesia (IFF).
Pada mulanya International Flavor and Fragrance merupakan penggabungan dari 2 perusahaan yaitu Pollack & Schwarz yaitu berasal dari Eropa dengan Van Amerigen yang berasal dari Amerika. Bedasarkan akte notaris Raden Meester Soewandi, perusahaan ini berdiri di Indonesia pada tanggal 30 April 1955 dengan nama NV Essence Indonesia
Pendirian perusahaan ini di Indonesia diperkuat dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. JA 5/57/10 tertanggal 20 Juni 1955 dan diundang dalam tambahan berita Negara Republik Indonesia no.17 tertanggal 28 Februari 1956. Pada waktu berdirinya, NV Essence Indonesia merupakan perusahaan gabungan antara NV Handel Transport Company milik pribumi dengan NV Pollack & Schawrz yang kedudukannya di Belanda. Perusahaan ini berdomisili di jalan Otto Iskandardinata Raya No. 74 Jakarta, bedasarkan Keputusan Dewan Pemerintah Kota Praja – Jakarta Raya pada tanggal 31 Agustus 1959
Pada tahun 1960, berdasarkan Undang-Undang 86 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1960, NV Essence Indonesia diserahkan Kepada Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan berstatus sebagai Perusahaan Daerah (PD) dengan nama PD Ganda Rasa Raya.
Pada tahun 1968 pemerintah mengeluarkan Intruksi Presiden No. 32 menyatakan bahwa semua perusahaan yang dinasionalisasikan dikembalikan kepada pemiliknya. NV Essence Indonesia atau yang telah digantikan namanya menjadi PD Ganda Rasa Jaya ini pun kembali dipegang oleh Pollack & Schwarz milik Belanda yang telah dengan perusahaan Amerika yaitu Internasional Flavors and Fragrance (IFF).
Nama NV Essence Indonesia pun digantikan menjadiPT. Essence Indonesia (IFF) yang berada di bawah Internasional Flavors and Fragrance New York, Amerika Serikat, dengan status PMA murni.

4.                 Visi dan Misi
a.    Visi
Dihargai oleh pelanggan sebagai mitra di Industri flavorsdan fragrance yang paling berperan dan penting dalam menciptakan sistem flavorsdan fragrance baru yang unggul untuk produk – produk mereka.
b.         Misi
Memanfaatkan sumber daya global dalam kreasi, inovasi teknologi, riset konsumen, sensori dan manufaktur, untuk mendapatkan sistem flavors dan fragrance yang lebih disukai konsumen. Dengan cara itu, IFF akan mendapatkan pemecahan masalah yang tepat bagi sasaran pasarnya sehingga menghasilkan suatu manfaat yang tinggi untuk para ‘stake holder’.
PT. Essence Indonesia bertekad untuk tetap menjadi perusahaan utama di bidangflavor danfragrance di Indonesia dan Asia Pasifik.Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan ini melaksan akan berbagai kebijakan mutu yaitu :
-          Memberikan barang dan jasa yang bermutu secara konsisten sehingga
Memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan
-          Meningkatkan kerjasama dengan para pelanggan dan pemasok
-          Mengupayakan partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan, dengan menyediakan sarana, proses, dan suasana kerja yang layak dan sesuai, agar dapat mendorong kreativitas dan inovasi untuk secara terus menerus memperbaiki system di perusahaan
-          Menjaga komitmen mutu, dengan memastikan bahwa system mutu perusahaan memenuhi persyaratan ISO 9002 di Indonesia
-          Bekerja dengan standar etika yang tinggi
Menurut IFF, kualitas adalah keunggulan, intergritas, dankonsistensiproduk yang diproduksi dengan menggunakan peralatan yang otomatis dan maju. Pada perkembangannya IFF, perusahaan terbesar di lebih dari 55 negara dan memiliki lebih dari 5000 orang karyawan, memiliki komitmen untuk memperbaiki dan membuat lebih banyak flavor danfragrance dengan penampilan yang terbaik pada setiap produk. Saat ini IFF memiliki peringkatpertama di duniadalambidangflavor danfragrance. IFF – PT Essense Indonesia juga dikenal sebagai pemimpin dalam hal kreasi dan manufacturing flavor danfragrance yang memiliki cakupan besar dengan jenis pasar yang beragam.
PT Essense Indonesia pada saat ini memiliki berbagai sertifikat yang menunjukan kualitas dari system pengawasan mutu, seperti ISO 90001 : 2008 yang melingkupi sales and marketing , product development and manufacturing Flavor and Fragrance. Sertifikatlainnyadari LPPOM – MUI yang menunjukan kehalalan produk dan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, meliputiflavor (perasa, perasa daging sapi, perasabuah – buahan dan ekstrak bumbu – bumbu, perasaikan, perasa rokok dan emulsi). Dan juga sertifikat yang menunjukan analisi pengawasan batas kritis bahaya (Hazard Analysis Critical Control Point / HACCP).

5.                 Struktur Organisasi dan Personal
IFF-PT Essence Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang memiliki struktur organisasi yang sangat kompleks arena tidak hanya dikoordinasi secara lokal tetapi secara regional yaitu dikawasan Asia Pasifik. Sampai dengan tahun 2008, jumlah karyawan di IFF-PT Essence Indonesia kuranglebih 250 orang.
Secara garis besar,PT. Essence Indonesia dibagi ke dalam 3 divisi yaitu divisi Flavor, divisi Fragrance, dan divisi General Service. Divisi Flavor dan Fragrance masing masing dipimpin oleh Operational Manager yang bertanggung jawab langsung kepada Managing Director. Struktur organisasi PT. Essence Indonesia dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.





STRUKTUR ORGANISASI IFF-PT ESSENCE INDONESIA
(sumber : IFF-PT Essence Indonesia)





BAB 3
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

B.       Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):
1.      Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2.      Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3.      Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproes atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dan proses.

C.  Departemen Sample Lab
Departemen sample lab merupakan departemen bagian dari departemen produksi yang. Bagian ini berfungsi sebagai pengolahan, pemrosesan maupun pengaturan sample untuk kepentingan perusahaan. Departemen ini jarang dijumpai diperusahaan berbasis pangan pada umumnya. Adanya departemen di IFF-PT.Essence Indonesia ini adalah karena perusahaan ini tidak memproduksi barang siap konsumsi melainkan produk setengah jadi atau intermediate produk berupa essence atau flavor. Selain itu, konsumen akhir dari produk yang dijual bukan masyarakat pada umumnnya melainkan perusahaan pangan yang membutuhkan produk dari IFF -PT.Essence Indonesia .
Sebelum produk flavor dibuat atau diproduksi, biasanya seorang sales menunjukkan contoh atau sample pada konsumen seperti apa produk yang nantinya akan dibeli oleh konsumen. Departemen sample lab ini bertugas menyiapkan sampel-sampel tersebut kepada sales. Selain itu, distributor IFF-PT.Essence Indonesia juga membutuhkan sample sebelum menjual produk ke konsumen, pada tahap ini pula departemen sample lab bertugas menyiapkan sampel untuk distributor.
Departemen ini juga bertugas menyiapkan sampel untuk perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia lainnya yang berada diluar Indonesia apabila membutuhkan sampel untuk customer diluar negeri. Departemen ini juga ikut membantu departemen C&A untuk pengembangan produk baru maupun kepentingan lainnya.
Sistem kerja di sampel lab adalah meyiapkan sampel sesuai TASK ID atau permintaan sampel. Apabila sample lab memiliki stoknya, maka sampel lab akan menyiapkan sampel dari stok yang tersedia. Apabila sample lab tidak memiliki stok yang dibutuhkan, maka sample lab membuat produk baru dengan metode “Penimbangan” sesuai dengan formula dari peusahaan. Selain itu, apabila sampel yang dibutuhkan terdapat di produksi atau warehouse, maka kami melakukan BON bahan untuk mengambilnya didepartemen-departemen tersebut.







BAB 4
PELAKSANAAN

Pada praktek industri yang kami lakukan pada tanggal 1 Juli sampai25 Desember 2014, kami telah melakukan banyak kegiatan di PT-IFF Essence Indonesia di sample lab.Pelaksanaan praktek industri di departemen sample lab meliputi berbagai aplikasi dan analisis sensory pada produk. Aplikasi-aplikasi yang diterapkan pada saat praktik industri adalah sebagai berikut :
1.      Packing
Packing merupakan proses merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, dan dipakai. Packing dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera di TASK ID. Pada lembar TASK ID biasanya sudah terdapat barcode, kode sampel, IPC, ukuran sampel, dan BATCH produk. Proses packing ini disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan di atas. Ditambahkan pula tanda tangan orang atau pekerja yang melakukan  proses packing ini, agar apabila ada kesalahan, orang yang melakukan kesalahan tersebut harus bertanggung jawab atas kesalahannya.
Pertama, proses packing diawali dengan penerimaan TASK ID dari supervisor sample lab. Kemudian mencari sampel yang dibutuhkan atau memiliki IPC yang sama dengan TASK ID. Setelah itu, mengambil kemasan yang sesuai dengan ukuran dan jenis sampel. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan barcode, kode sampel, IPC, Batch, ukuran dan memberi tanda tangan orang yang melakukan packing. Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada bagian-bagian tersebut. Selanjutnya barulah proses packing dilakukan. Terakhir mengecek ulang IPC, Batch, barcode, dan kode sampel.

2.      Admin
Admin merupakan proses selanjutnya dari packing. Admin terdiri dari proses to ship dan picklist. Cara melakukan proses to ship dan picklist menggunakan komputer. Aplikasi yang digunakan khusus milik perusahaan, yaitu dengan memasukkan kode TASK ID dan mengubah status menjadi to ship. Sedangkan picklist adalah proses untuk pengurangan stok secara otomatis melalui sistem barcode. Proses picklist dilakukan dengan menembakkan barcode reader dan mengikuti instruksi selanjutnya sampai selesai.

3.      Compound
Compund merupakan kegiatan utama pada departemen sample lab. Compound dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
A.  Compund liquid
Compound liquid digunakan untuk membuat sampel flavor berupa liquid atau cairan. Pertama supervisor memberi formula kepada compounder. Setelah itu, compounder mencari RM (Raw Material) yang dibutuhkan untuk membuat produk sesuai yang tertera pada formula. Setelah semua RM terkumpul, selanjutnya melakukan penimbangan dengan ketentuan bila ada RM yang berbentuk powder, maka masukkan dulu RM powder tersebut kemudian masukkan pelarutnya, biasanya berupa PG, DPO, H2O, atau alkohol. Lakukan pengadukan menggunakan stirer.
Setelah dilakukan pengadukan, penimbangan dilanjutkan dengan mamasukkan RM selanjutnya sesuai formula. Setelah semua RM selesai dimasukkan, dilakukan pengadukan (stirrer) untuk membuat produk 1menjadi homogen. Terakhir adalah mengembalikan formula kepada supervisor.
B.  Compund powder
Sama halnya dengan compound liquid, langkah pertama compound powder adalah penerimaan formula. Setelah itu mencari RM yang dibutuhkan dan sesuai dengan formula. Apabila terdapat RM yang berbentuk liquid maka dimasukkan terlebih dahulu, kemudian memasukkan RM yang bisa membuat homogen antara liquid dan powder. Berbeda dengan compound liquid, pada compund powder dilakukan plating, plating ini digunakan untuk mencampur bahan liquid dan powder. Setelah plating, barulah memasukkan raw material yang lainnya sesuai dengan formula. Proses ini menggunakan metode penimbangan dengan neraca analitik. Setelah selesai, dilakukan penyaringan dengan ukuran tertentu, biasanya adalah 20 mesh. Setelah itu dilakukan pengocokan (shaking). Yang terakhir adalah pengembalian formula kepada supervisor.
C.     Membuat emulsi
Emulsi pada dasarnya adalah menggabungkan antara oil phase dan water phase. Kedua jenis cairan tersebuat tidak bisa menyatu (homogen), namun dengan bantuan emulsifier/homogenizer maka keduanya dapat menyatu atau homogen. Pertama yaitu penerimaan formula, kemudian membuat water phase terlebih dahulu. Setelah raw material yang dibutuhkan terkumpul, timbang RM secara terpisah, masukkan satu demi satu sambil dilakukan pengadukan (stirer). Pemasukkan raw material perlahan-lahan dan biarkan homogen dulu kemudian baru RM selanjutnya begitu seterusnya.
Lakukan pengadukan atau stirer sampai homogen kemudian diamkan selama satu malam. Setelah itu membuat oil phase. Langkahnya sama dengan water phase, yang membedakan hanyalah raw material yang digunakan dan oil phase tidak perlu didiamkan selama satu malam.
Selanjutnya melakukan pre-homo dengan homogenizer. Caranya adalah mencuci dahulu alat yang akan digunakan dan keringkan. Kemudian memasukkan oil phase dan water phase ke alat homogenizer selama kurang lebih 10-15 menit atau sampai tercampur dengan baik. Langkah selanjutnya adalah blending yang terdiri dari blend I dan blend II. Pertama manguji alat serta membersihkannya dengan mengoperasikan alatnya namun dengan air dulu bukan dengan bahan-bahannya. Setelah selesai, lakukan blend I dengan memasukkan bahan ke corong pemasukan dan operasikan alatnya sesuai prosedur. Setelah selesai, kirim sample ke QC untuk dievaluasi dan diketahui partikel size-nya. Biasanya partikelsize-nya belum memenuhi kriteria. Maka dari itu, dilakukan blend II untuk membuat partikel size-nya memenuhi standar mutu. Partikel size yang disyaratkan biasanya berkisar 0,3-0,4μm, tergantung dari jenis sampel yang dibuat. Bila partikel size sudah sesuai, maka melakukan proses packing.

4.      Bon bahan dan finished produk
Bon dilakukan apabila raw material atau finished produk yang dibutuhkan untuk compound atau packing kurang dan harus mengambil bahan di produksi atau dispending. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut, pertama dengan pembuatan MMID (Material Movement Inter Department). Memasukkan data kedalam folder MMID dan file dicetak  menggunakan printer. Kemudian setelah ditandatangani oleh supervisor, kita harus minta persetujuan dulu dari planner. Apabila sudah disetujui, maka bahan/sampel dapat di bon atau diambil di bagian produksi ataupun dispensing.
Pengambilan harus sesuai prosedur yang ditetapkan. Misalnya di disepensing kita harus menggunakan sepatu safety khusus yang digunakan  di bagian itu. Selain itu, proses pengambilan harus menjaga kebersihan dan mengembalikan bahan/sampel ke tempat semula. Setelah bon selesai. MMID diserahkan ke departemen yang di bon. Baik produksi maupun dispensing.

5.      Sensory analyse
Tujuan sensory analyse adalah untuk mengevaluasi flavor yang dibuat apakah memenuhi standar sensoris atau belum. Caranya adalah dengan melarutkan kedalam 100ml air. Proses ini terbagi menjadi 2 cara, yaitu dengan H2O dan dengan larutan gula 8%. Pemakaian metodenya tergantung dari jenis sampel yang diujikan. Cara pembuatannya adalah dengan menimbang 0,100gr sampel dan dilarutkan kedalam 100ml air.
Setelah itu, diaduk hingga tercampur dengan baik. Kemudian sampel dapat disajikan kepada flavorist untuk dilakukan pengujian sensori. Sensori menggunakan indara penciuman untuk flavor aroma dengan indra pengecap untuk flavor rasa, seperti mouthfeel. Apabila telah disetujui, maka produk lolos dan dapat dilakukan pengemasan. Sedangkan bila belum disetujui, maka biasanya produk dilakukan pengadukan lagi atau aging selama beberapa hari.

6.      Waste treatment
Waste treatment bertujuan untuk mengolah limbah sisa produk maupun raw material yang telah kadaluarsa atau produk yang rusak (reject). Pertama yaitu dengan menyeleksi finished produk atau raw material yang telah kadaluarsa. Kemudian mencatatnya pada file waste treatment. Bagian yang dicatat adalah IPC, nama produk, Batch, kadaluarsa, jumlah, dan data pendataan.
Setelah selesai, kemudian membuang limbahnya ke jerigen dan merendam botolnya untuk menghilangkan label yang menempel. Biasanya dilakukan perendaman selama beberapa hari. Botol-botol dibuang dan dipacking dalam kardus kemudian dibuang ke tempat pembuangan. Sedangkan limbah flavornya dibuang pada periode tertentu lewat perantara gudang (warehouse).











BAB 5
PEMBAHASAN

Sample lab merupakan departemen yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagai kebutuhan perusahaan, seperti sampel untuk sales, pengembangan produk CnA, dan lain sebagainya. Departemen ini jarang ditemui di perusahaan pangan pada umumnya. Hal ini disebabakan karena konsumen dari perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia ini bukanlah masyarakat umum melainkan perusahaan pangan lain yang memproduksi pangan ke masayarakat.
Kegiatan yang dilakukan di departemen sample lab antara lain adalah packing, admin, compound liquid dan powder, membuat emulsi, sensory analyse, dan sebagainya. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan saya selaku siswa praktik industri di IFF-PT.Essence Indonesia.
1.      Packing
Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Dalam melakukan pengemasan, kita harus memperhatikan jenis sampel. Hal ini berkaitan dengan jenis kemasan apa yang nantinya akan digunakan. Apabila sampel liquid yang akan dikemas, maka kita biasanya menggunakan kemasan dari bahan botol. Begitu juga dengan sampel yang berbentuk emulsi. Sedangkan untuk sampel berbentuk powder dan pasta, maka kami biasanya menggunakan kemasan dari bahan plastik (pot). Khusus untuk sampel pasta ditambah lapisan alumunium foil pada bagian tutupnya yang berfungsi sebagai penhambat atau mencegah sampel agar tidak tumpah atau merembes keluar.
Sedangkan ukuran kemasan yang digunakan bergantung dari ukuran sampel yang akan di packing. Pada TASK ID sudah tertera banyaknya sampel yang diminta (request). Dari situ kita bisa menyimpulkan ukuran kemasan yang digunakan. Bila sampel membutuhkan sampel 30 gr, maka menggunakan botol 30 gr untuk sampel liquid dan 30 gr pot untuk sampel powder. Begitu juga untuk ukuran yang lainnya.
Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhatikan berat jenis dari sampel yang di packing. Karena ada sampel yang sangat ringan dan ada pula yang berat. Apabila menimbang sampel ringan (contoh : grape powder) sebanyak 30 gr. Kuantiatas demikian tidak akan muat dengan pot 30, tapi muat dalam pot 50. Sedangkan sampel yang berat contohnya adalah yang berbentuk pasta. Bila kita mengetahui hala-hal seperti ini, kita dapat menghemat penggunaan kemasan dan tentu saja berguna bagi perusahaan.
Kemasan yang digunakan harus bersih dan bebas dari mikroorganisme. Untuk itu bisanya dilakukan pencucian botol dan disemprot dengan alkohol dahulu pada pengemas agar produk aman di tangan konsumen yang dituju. Selain dari masalah proses packing yang baik dan benar, kita harus memperhatikan kebersihan, keamanan, keefektifan kemasan dan tampilan yang baik pada kemasan.
2.      Admin
Admin merupakan kelanjutan proses dari packing. Proses ini berfungsi sebagai pengubah status suatu TASK ID dari progress menjadi to ship. Status progress berarti bahwa TASK ID masih dalam proses pengerjaan oleh karyawan sample lab atau masih dalam proses packing maupun compound. Setelah proses ini selesai, maka status diubah, menjadi to ship yang berarti proses pengerjaan telah selesai dan siap dikirim oleh bagian shipping
Apabila tanggal pengiriman melebihi target, maka biasanya oleh sistem akan ditanyakan alasan keterlambatan pengerjaan tersebut. Oleh karena itu, kita harus menyebutkan alasan keterlambatan, misalnya admin, RM kurang, dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah proses picking list. Proses ini berfungsi untuk mengurangi jumlah stock dalam sistem agar sama dengan situasi realnya. Saat kita melakukan packing dari stock, tentu stock tersebut berkurang sesuai dengan jumlah yanag diminta (request), maka dengan proses picklist ini sistem akan mengurangi sesuai dengan TASK ID sehingga sama dengan kuantitas realnya.
3.      Compound
Compund merupakan proses yang menggabungkan berbagai macam material untuk membentuk suatu produk atau sampel. Proses ini terdiri dari 2 macam, yaitu :
A.    Compound powder
Compound powder merupakan compound yang menghasilkan produk berbentuk powder. Metode yang digunakan adalah penimbangan dan alat yang digunakan adalah neraca analitik. Proses ini membutuhkan kehati-hatian dan kesabaran dakam melakukannya, karena apabila raw material yang digunakan berlebih atau kurang akan mempengaruhi flavor dan rasa dari produk akhir. Apalagi untuk raw material yang memiliki aroma dan rasa yang cukup kuat. Compound baru dilakukan apabila sample lab tidak memiliki stock, stock habis atau stock telah kadaluarsa.
Karena bahan yang ditimbang dalam skala lab, maka kuantitas yang ditimbang biasanya cukup kecil, berkisar antara 100 gr sampai 5 kg tergantung yang diminta konsumen. Saat melakukan penimbangan, raw material yang berbentuk liquid dimasukkan terlebih dahulu, kemudian dimasukkan bahan-bahan tertentu untuk menjadikannya homogen dan mudah bercampur dengan bahan powder lainnya. Bila menggunakan bahan pasta, biasanya raw material jenis ini akan membeku (caking). Maka dilakukan proses pemanasan untuk menjadikannya pasta cair, bukan pasta padat. Proses yang paling harus diperhatikan adalah plating, karena bila proses ini gagal, maka produk juga gagal, bisa jadi nantinya akan menggumpal dan tidak bisa bercampur dengan bahan powder lain dan sulit bahkan tidak bisa disaring. Sehingga otomatis bahan-bahan tersebuat tidak ikut dalam formula penimbangan yang tentu saja produk yang dihasilkan tidak memenuhi mutu dari segi rasa, warna maupun flavornya.
B.     Compound liquid
Compound liquid merupakan compound yang menghasilkan sampel berbentuk liquid. Metode yang digunakan adalah penimbangan dan pengadukan (stirrer). Alat yang digunakan adalah neraca analitik dan stirrer. Compound liquid lebih sulit dibandingkan compound powder. Apabila kelebihan raw material yang dituang, compound powder bisa diambil atau dikurangi dengan hati-hati tanpa mengambail bahan yang lain, sedangkan pada compound liquid tidak bisa, karena apabila berlebih maka bahan akan langsung menyatu dengan bahan yang lain. Sehingga resiko gagal dalam penimbangan lebih besar.
Sama dengan compound powder, apabila ada raw material powder, maka dimasukkan terlebih dahulu, stelah itu, untuk melRUTKAN menggunakan pelarut, kemudian dilakukan pengadukan. Barulah bahan-bahan lain dimasukkan sesuai formula dan dilakukan pengadukan. Apabila bahan powder atau pasta yang dimasukkan sulit diencerkan dengan pengencer, maka saat pengadukan sambil dipanaskan dengan suhu 50-600C.
C.     Membuat emulsi
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda.
Cara membuat emulsi berbeda dengan dasar membuat compound liquid maupun powder, walaupun pada awalnya melakukan penimbangan. Pertama adalah membuat 2 jenis campuran dasar, yaitu water phase dan oil phase. Water phase dibuat terlebih dahulu karena memerlukan waktu satu malam untuk didiamkan. Setelah selesai, barulah oil phase dibuat. Pada dasarnya kedua jenis bahan ini tidak bisa menyatu (homogen) menjadi satu campuran, namun dengan bantuan emulsifier dan homogenizer, maka tujuan tersebut dapat dicapai.
Proses selanjutnya yaitu pre-homo, dengan menggabungkan 2 bahan tersebut menggunakan alat homogenizer. Secara visual memang namapak sudah homogen, namun dari segi mikrovisual, hal ini belum memenuhi standar, karena  ukuran particle size nya masih besar. Maka dari itu, perlu dilakukan blend secara berulang.
Pada proses blend, terbagi menjadi blend I dan blend II, kadang terdapat blend III pada produk sampel tertentu. Langkah ini cukup sulit dan memerlukan latihan berulang untuk dapat membuat emulsi dengan baik. Kita harus berhati-hati dalam melakukannya agar loss product tidak terlalu banyak, tidak tercampur dengan air, dan tidak terpengaruh flavor emulsi sebelumnya. Saat bekerja menggunakan sarung tangan tebal karena kontak langsung dengan air panas. Terdapat 2 corong yang dapat diubah-ubah, dalam mengubahnya harus hati-hati, kita harus tahu yang keluar air atau produknya. Apabila proses telah selesai dilakukan, maka mengambil sampel 30 gr untuk di analisa paricle size nya di QC. Bila partikel size nya belum memenuhi standar mutu, maka dilakukan blend kembali sampai terpenuhi standar mutunya. Biasanya standar mutunya adalah 0,3um-0,4um, ada juga yang berbeda tergantung dari jenis produknya.Apabila ukuran partikel sudah memenuhi standar mutu, maka produk emulsi dapat dilakukan packing.
Berikut ini adalah istilah kegiatan yang dilakukan saat membuat emulsi, yaitu :
1.      Water Phase
Pembuatan bahan pelarut untuk produk tersebut oil phase harus melakukan overnight untuk menghilangkan gelembung.
2.      Oil Phase
Adalah pembuatan bahan untuk produk tersebut bahan ini harus dicampur dengan water phase sebagai pelarutnya.
3.      Prehomogenization
Proses dimana oil phase dicampur dengan water phase dan melakukan sirkulasi agar semua bahan dapat tercampur merata dan dapat tercampur sempurna.
4.      Homogenization
Adalah proses dimana produk yang sudah dicampur di giling pada alat ini sehingga produk dapat mencapai ukuran dibawah 1 mikron.
5.      Overnight
Adalah proses dimana produk didiamkan selama beberapa jam hingga 1 malam agar gelembung udara hilang.
6.      Homogenization II / III Optional
Adalah proses dimana apabila diperlukan akan memperkecil ukuran partikel hingga lebih kecil dari 0.5 mikron tetapi proses ini diperlukan ketika proses homogenization I kurang.
7.      QC cheking
Adalah proses dimana produk jadi akan di periksa kualitasnya apa sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan apabila ok maka akan langsung dikemas namun apa bila tidak memenuhi target akan melakuka tindakan korektif rekomendasi dari QC.
8.      Pengemasan
Adalah proses dimana sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan dan siap untuk dikemas dalam jerigen ukuran tertentu. Yang perlu diperhatkan adalah sterilisasi jerigen dan juga quantiti dari produk tersebut.
4.      Bon bahan dan finished product
Bon bahan merupakan kegiatan pengambilan barang ke departemen lain. Biasanya ke departemen liquid, powder dan dispensing. Bon bahan dilakukan apabila stock raw material atau finished product telah habis atau kadaluarsa. Setelah mengecek di sistem penyimpanan, maka kita dapat menentukan departemen mana yang memiliki barang tersebut dan siap melakukan pengebonan.
Sebelum melakukan pengebonan, kita membuat form yang disebut MMID (Material movement inter department). Form ini berisi IPC, nama barang, jumlah yang akan di bon, batch, manufactured date dan expired date. Pengisian data harus berhati-hati dan benar, karena bila terjadi salah pemasukan data, maka saat diserahkan ke bagian planner dapat terjadi kesalahan sehinga tidak bisa di bon. Padahal sebenarnya bisa, namun karena data salah menjadi tidak bisa. Selain itu, itu juga bisa berpengaruh pada sistem dan situasi realnya. Apa yang tercatat dalam sistem berbeda dengan apa yang ada sebenaranya.
Apabila seluruh administrasi telah selesai, maka pengebonan dapat dilakukan. Dalam melakukan bon bahan, kita harus meminta ijin dengan leader atau supervisor departemen tersebut. Kita juga harus mengikuti peraturan di tempat kita melakukan bon dan tidak menggangu pekerjaan di departemen tersebut. Apabila bon barang yang kita cari didapatkan, maka barang tersebut harus dikembalikan ke tempat dimana barang tersebut diambil (storage).
5.      Sensory analyse
Sensory analyse yang kami lakukan mencakup banyak kegiatan. Mulai dari belajar berbagai macam flavor, uji identifikasi, triange test, ranking test, menyajikan sampel, dan lain sebagainya. Pada saat belajar menganalisa dan memahami berbagai macam flavor, ada banyak sekali flavor yang diketahuai sekaligus karakteristiknya. Contohnya strawberry yang memiliki karakter sweet, sour, san fresh, berbeda dengan chocolate yang berkarakter sweet dan milk.
Penyajian sampel dilakukan untuk compare dengan standar apakah sampel yang dibuat memiliki karakter flavor yang sama dengan standar atau tidak. Pembuatannya bermacam-macam tergantung sampel. Ada yang menggunakan larutan gula 8% serta ada yang tidak. Bila menggunakan gula biasanya untuk modulator mouthfeel serta sampel yang tidak memilki rasa dan aroma, namun memiliki kesan di lidah atau mulut.ada kalanya kita diminta untuk menjadi panelis dalam uji rangking dan identifiksi oleh karyawan sensoris.
7.      Waste treatment
Waste treatment merupakan perlakuan yang bertujuan untuk membuang limbah kimia dengan baik, benar dan aman. Hal yang harus dilakukan adalah memaikai APD yang benar dan sesuai prosedur. Karena bahan-bahan kimia baik raw material dan finished product yang telah kadaluarsa sangat tidak baik bagi kesehatan. Apabila tertelan, terhirup, menyentuh kulit, maupun terkena mata harus mengikuti prosedur penyelamatan pertama. Biasanya dibilas dengan air pada eye shower bila terkena mata. Maka dari itu, untuk menghindari bahaya kesehatan, kita harus mengetahui potensi bahaya pada setiap raw material maupun finished product. Bila terdapat dampak kesehatan, pada label sudah diberi label peringatan.
Label peringatan berisi 4 tanda bahaya, yaitu flamable, health, environment, dan special danger. Special danger diisi apabila terdapat bahaya khusus yang dapat ditimbulkan oleh bahan, seperti acid, radioaktif, dan lain sebagainya. Pembuangan limbah tidak boleh dibuang ke lingkungan, namun ditampung dalam jerigen dan dibuang ke tempat pengolahan limbah selanjutnya untuk ditangani.
APD yang digunakan adalah sarung tangan yang berguna untuk melindungi kulit kontak langsung dengan bahan kimia. Eye protector (eyeglass) untuk melindungi dari cipratan ke mata. Jas lab untuk melindungi tubuh. Penutup hidung dan mulut atau masker untuk menghindari bau menyengat dari bahan. Serta hairnet untuk melindung bagian kepala atau rambut. Terakhir adalah safety shoes untuk melindungi kaki dari berbagai macam bahaya, seperti tumpahan bahan kimia, tertimpa benda keras, lantai yang licin, dan sebaainya. Pemakaian APD yang baik dan benar harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keamanan pekerja.



BAB 6
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan selama pratktik industri dalam waktu 5 bulan di IFF-PT.Essence Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Sample lab merupakan departemen bagian dari produksi yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagi kebutuhan perusahaan. Baik untuk sales, C&A department, produksi, maupun distributor.
2.      Kegiatan utama yang dilakukan kami di departemen sampel lab adalah sebagai berikut, yaitu :
a.       Packing
b.      Admin
c.       Compound
-          Compound liquid
-          Compound powder
-          Membuat emulsi
d.      Bon bahan (raw material dan finished product)
e.       Sensory analyse
f.       Waste treatment
3.      Dalam melakukan berbagai jenis kegiatan harus menggunakan APD yang lengkap dan benar serta mengikuti prosedur dan SOP yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT IFF – Essence Indonesia, saran yang diberikan sebagai masukan agar produksi dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut :
1.             Setiap melakukan proses kerja harus selalu mengutamakan GMP dan EHS, serta selalu mengenakan APD dengan benar, sehingga kecelakaan kerja dan kontaminasi dapat di minimalkan.
2.             Ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan dari formula hendaknya sudah siap saat produksi akan dilakukan. Sehingga waktu  proses tidak menjadi  lama dan pekerjaan tidak tertunda akibat kekurangan material.
3.             Pengiriman sampel harus tepat waktu agar tidak menghambat proses analisa yang akan dilakukan oleh QC, dan proses selanjutnya.























DAFTAR PUSTAKA

Miftah. 2012. Laporan Magang Industri IFF -  PT. Essence Indonesia. Jakarta, Miftah.
 BAB 1
PENDAHULUAN

Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat bekerja agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Pekerjaan yang ada, khususnya di industri telah mengalami perubahan mengarah trend globalisasi, yang meliputi perubahan besar-besaran di dalam jenis pekerjaan/ jabatan, pengurangan kesempatan kerja dan rekrutmen pekerja menjadi tidak terkualifikasi untuk bekerja di industri yang bergerak dengan pelayanan dan teknologi yang tinggi, pekerja-pekerja .yang terampil kebanyakan pergi ke negara-negara lain, karena imbalan relatif lebih tinggi, serta pengetahuan, ketrampilan dan attitude yang menjadikan bertambahnya pengangguran. Dengan adanya trend globalisasi pada pekerjaan, mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, di dalam dunia pendidikan dapat terjadinya ketidaksepadanan (mismatch) antara output lembaga pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan ekonomi untuk SDM level menengah. Sehingga berakibat tingkat penempatan lulusan relatif rendah, tenaga kerja memiliki pendidikan dan pelatihan kejuruan teknologi sangat rendah, lebih banyak lulusan kursus jangka pendek yang bekerja dibanding lulusan kursus jangka panjang, dan bertambahnya jumlah pengangguran yang terdidik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka lembaga pendidikan perlu menginstitusionalisasikan Dual Training Sistem (DTS) sebagai instruksional Delivery Sistem dari DTS adalah pendidikan di sekolah sebesar 40 % yang meliputi teori, ketrampilan dasar, pembentukan nilai, dan pendidikan umum serta pendidikan di industri sebesar 60 % yang meliputi kepakaran skill. Kondisi pekerjaan nyata, penekanan pada performansi ekonomi, dan produktifitas. DTS mempunyai 7 prinsip dasar antara lain :

a.         DTS adalah sistem pelatihan tenaga kerja sesuai permintaan user yang berorientasi pasar.
b.        Merupakan kemitraan antara dunia usaha / dunia industri dengan sekolah.
c.         DTS adalah Learning by Doing. DTS menempatkan peserta didik pada situasi kerja yang nyata untuk dapat mengembangkan unjuk pembelajarannya.
d.        DTS mengandalkan secara lekat pada kepemimpinan sektor privat.
e.         Sistem  pelatihannya mengarah pada kesesuaian yang dapat diterima masyarakat (social Acceptance).
f.         Prinsip “Cost Sharing” yaitu perusahaan terbagi (share) biaya baik pelatihan di sekolah (Inschool Training = IST) dan pelatihan di perusahaan (In Plant Training = IPT).
g.        Prinsip “Legal Basis” yaitu pada subsidi resmi (basic legal frame work) yang bisa membantu pertumbuhan dan pengembangan sistem jangka panjang.

Pendidikan di industri mencangkup 60% pada DTS direalisasikan
dengan Praktik Industri. Praktik industri merupakan sub kegiatan dari DTS / program sistem ganda yang dilaksanakan di dunia industri. Praktik industri berguna untuk mengimplementasikan kompetensi yang diperoleh di sekolah yang meliputi program normatif, adaptif, dan produktif baik teori maupun praktik untuk mencapai profesionalitas.
Proses pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum kemudian dianalisa berdasarkan potensi daerah dan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah baik materi dan penyajian masih kurang, maka ditingkatkan frekuensinya, dikembangkannya di lingkup industri.

Pelaksanaan Praktik Industri bertujuan :
a.         Memberi pelatihan kepada siswa untuk mendewasakan mental, bakat, dan sasaran kejuruannya.
b.        Mencapai kesepadanan antara kemampuan dan sekolah dan industri.
c.         Mempelajari tentang jenis jabatan, kompetensi, uraian tugas, persyaratan kerja, kondisi lingkungan kerja, dan prospek jabatan di industri.
d.        Melatih sikap, kemandirian dan kepribadian siswa selama melaksanakan Praktek Kerja di dunia industri.
e.         Mengenal informasi pasar kerja.
f.         Menghasilkan tamatan sebagai  tenaga kerja professional yang sesuai.
g.        Memberikan pengalaman kerja yang profesional.



Kegiatan Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal                : Selasa, 27Juli 2015 - Senin, 23 Desember 2015
Tempat                           : Departemen Sampel Lab di PT. Essence Indonesia (IFF).

4.                  Metodologi
Pada Praktik Kerja Lapangan ini metode pengumpulan data yang digunakan penyusun adalah :
a.       Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian ini hal-hal yang perlu diobservasi adalah :
a.      Pelaksanaan urutan kerja yang dilakukan selama praktik industri.
b.      Pengujian identifikasi analisa sensori berbagai macam flavor .
b.      Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data penelitian.
Dalam penelitian ini responden yang diwawancarai adalah :
a.       Supervisor sample lab
b.      Karyawan PT Essence Indonesia
c.       Eksperimen adalah melakukan percobaan atau tindakan langsung terhadap raw material atau finish good yang akan diproses. Study literatur adalah penggunaan buku panduan atau laporan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

5.                  RuangLingkup
Ruang lingkup dari laporan yang kami buat ini adalah seluruh kegiatan di ruang sample lab.

6.                  Sistematika Penulisan
Sistematika atau metode penulisan meliputi:
a.       Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan Praktik Industri, ruang lingkup, waktu dan pelaksanaan Praktik Industri, metodologi dan sistematika penulisan disuatu perusahaan atau instansi.
b.      Gambaran Umum Perusahaan
Pada gambaran umum perusahaan mengulas tentang seluk beluk dari PT ESSENCE INDONESIA (IFF) yaitu Profil Perusahaan, Bidang Usaha dan Produk yang dihasilkan, Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Lokasi Perusahaan, Tata Letak Perusahaan, Struktur Organisasi, Kepegawaian dan Jaminan Kesejatehraan, Aspek Strategis dan Pengembangan.
c.       Proses Packing dan Penimbangan secara Keseluruhan
Pada bagian ini terdiri dari proses packing (pengemasan) sampel sesuai dengan TASK ID dan proses penimbangan raw material sesuai dengan formula dari perusahaan sampai menjadi intermediate product atau finished produk.
d.      Penutup
Memberikan kesimpulan-kesimpulan dan saran selama melaksanakan Praktik Industri, apa yang harus ditingkatkan dan dipertahankan oleh IFF PT ESSENCE INDONESIA.
e.       Daftar Pustaka
Berisi tentang sumber dimana komposisi pembuatan laporan diperoleh, baik dari buku ataupun sumber dari internet yang sebagian besar digunakan untuk dasar teori dari pembuatan laporan.
f.       Lampiran
Tambahan data maupun informasi yang belum dituliskan di dalam isi laporan. Dilampirkan pada bagian akhir suatu laporan





















BAB 2
TINJAUAN PERUSAHAAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI


1.            Profil Perusahaan
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan               :   PT. ESSENCE INDONESIA (IFF)
Tahun Berdiri                     :  1955
Alamat Perusahaan             :   Jalan Otto Iskandardinata 74, Jakarta 13330, Indonesia
Telepon                               :  62-21- 850 0074 (HUNTING)
Fax                                      :  62-21- 819 0116
Produk Utama                    : perusahaan yang bergerak dibidang industri flavor dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok.Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.

Luas Pabrik                         :  ± 2 hektar




2.                 Bidang Usaha dan Produk yang Dihasilkan
Internasional Flavor and Fragrance – PT. Essence Indonesia merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan oleh Internasional Flavor and Fregerance – PT Essence Indonesia berfungsi antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang digunakan dalam  proses produksi  flavor dan fragrance sebagian  besar masih diimpor dari berbagai negara seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor dan fragrance.
Sebagai industri hulu, perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumergoods seperti industri pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui distributor.Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total penjualan PT. Essence Indonesia (IFF). Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama IFF-PT Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi sebagai market leader terancam apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.

3.                 Sejarah Singkat
International Flavors and Fragrance (IFF) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri flavor dan fragrance yaitu memproduksi bahan – bahan makanan tambahan yang berhubungan dengan rasa, aroma dikategorikan kedalam flavor dan bahan – bahan tambahan yang berhubungan dengan bau – bauan dikategorikan kedalam fragrance. Perusahaan ini berpusat di kota New York, Amerika Serikat dan memiliki karyawan sebanyak 5000 orang yang tersebar di seluruh dunia pada 65 lokasi dan 33 negara yang tercakup ke dalam 4 wilayah regional yaitu wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Timur Jauh atau Asia Pasifik dan Eropa – Afrika – Timur Tengah. Indonesia termasuk ke dalam regional Asia Pasifik. Di Indonesia sendiri perusahaan ini lebih di kenal dengan nama PT. Essence Indonesia (IFF).
Pada mulanya International Flavor and Fragrance merupakan penggabungan dari 2 perusahaan yaitu Pollack & Schwarz yaitu berasal dari Eropa dengan Van Amerigen yang berasal dari Amerika. Bedasarkan akte notaris Raden Meester Soewandi, perusahaan ini berdiri di Indonesia pada tanggal 30 April 1955 dengan nama NV Essence Indonesia
Pendirian perusahaan ini di Indonesia diperkuat dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. JA 5/57/10 tertanggal 20 Juni 1955 dan diundang dalam tambahan berita Negara Republik Indonesia no.17 tertanggal 28 Februari 1956. Pada waktu berdirinya, NV Essence Indonesia merupakan perusahaan gabungan antara NV Handel Transport Company milik pribumi dengan NV Pollack & Schawrz yang kedudukannya di Belanda. Perusahaan ini berdomisili di jalan Otto Iskandardinata Raya No. 74 Jakarta, bedasarkan Keputusan Dewan Pemerintah Kota Praja – Jakarta Raya pada tanggal 31 Agustus 1959
Pada tahun 1960, berdasarkan Undang-Undang 86 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1960, NV Essence Indonesia diserahkan Kepada Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan berstatus sebagai Perusahaan Daerah (PD) dengan nama PD Ganda Rasa Raya.
Pada tahun 1968 pemerintah mengeluarkan Intruksi Presiden No. 32 menyatakan bahwa semua perusahaan yang dinasionalisasikan dikembalikan kepada pemiliknya. NV Essence Indonesia atau yang telah digantikan namanya menjadi PD Ganda Rasa Jaya ini pun kembali dipegang oleh Pollack & Schwarz milik Belanda yang telah dengan perusahaan Amerika yaitu Internasional Flavors and Fragrance (IFF).
Nama NV Essence Indonesia pun digantikan menjadiPT. Essence Indonesia (IFF) yang berada di bawah Internasional Flavors and Fragrance New York, Amerika Serikat, dengan status PMA murni.

4.                 Visi dan Misi
a.    Visi
Dihargai oleh pelanggan sebagai mitra di Industri flavorsdan fragrance yang paling berperan dan penting dalam menciptakan sistem flavorsdan fragrance baru yang unggul untuk produk – produk mereka.
b.         Misi
Memanfaatkan sumber daya global dalam kreasi, inovasi teknologi, riset konsumen, sensori dan manufaktur, untuk mendapatkan sistem flavors dan fragrance yang lebih disukai konsumen. Dengan cara itu, IFF akan mendapatkan pemecahan masalah yang tepat bagi sasaran pasarnya sehingga menghasilkan suatu manfaat yang tinggi untuk para ‘stake holder’.
PT. Essence Indonesia bertekad untuk tetap menjadi perusahaan utama di bidangflavor danfragrance di Indonesia dan Asia Pasifik.Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan ini melaksan akan berbagai kebijakan mutu yaitu :
-          Memberikan barang dan jasa yang bermutu secara konsisten sehingga
Memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan
-          Meningkatkan kerjasama dengan para pelanggan dan pemasok
-          Mengupayakan partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan, dengan menyediakan sarana, proses, dan suasana kerja yang layak dan sesuai, agar dapat mendorong kreativitas dan inovasi untuk secara terus menerus memperbaiki system di perusahaan
-          Menjaga komitmen mutu, dengan memastikan bahwa system mutu perusahaan memenuhi persyaratan ISO 9002 di Indonesia
-          Bekerja dengan standar etika yang tinggi
Menurut IFF, kualitas adalah keunggulan, intergritas, dankonsistensiproduk yang diproduksi dengan menggunakan peralatan yang otomatis dan maju. Pada perkembangannya IFF, perusahaan terbesar di lebih dari 55 negara dan memiliki lebih dari 5000 orang karyawan, memiliki komitmen untuk memperbaiki dan membuat lebih banyak flavor danfragrance dengan penampilan yang terbaik pada setiap produk. Saat ini IFF memiliki peringkatpertama di duniadalambidangflavor danfragrance. IFF – PT Essense Indonesia juga dikenal sebagai pemimpin dalam hal kreasi dan manufacturing flavor danfragrance yang memiliki cakupan besar dengan jenis pasar yang beragam.
PT Essense Indonesia pada saat ini memiliki berbagai sertifikat yang menunjukan kualitas dari system pengawasan mutu, seperti ISO 90001 : 2008 yang melingkupi sales and marketing , product development and manufacturing Flavor and Fragrance. Sertifikatlainnyadari LPPOM – MUI yang menunjukan kehalalan produk dan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, meliputiflavor (perasa, perasa daging sapi, perasabuah – buahan dan ekstrak bumbu – bumbu, perasaikan, perasa rokok dan emulsi). Dan juga sertifikat yang menunjukan analisi pengawasan batas kritis bahaya (Hazard Analysis Critical Control Point / HACCP).

5.                 Struktur Organisasi dan Personal
IFF-PT Essence Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang memiliki struktur organisasi yang sangat kompleks arena tidak hanya dikoordinasi secara lokal tetapi secara regional yaitu dikawasan Asia Pasifik. Sampai dengan tahun 2008, jumlah karyawan di IFF-PT Essence Indonesia kuranglebih 250 orang.
Secara garis besar,PT. Essence Indonesia dibagi ke dalam 3 divisi yaitu divisi Flavor, divisi Fragrance, dan divisi General Service. Divisi Flavor dan Fragrance masing masing dipimpin oleh Operational Manager yang bertanggung jawab langsung kepada Managing Director. Struktur organisasi PT. Essence Indonesia dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.





STRUKTUR ORGANISASI IFF-PT ESSENCE INDONESIA
(sumber : IFF-PT Essence Indonesia)





BAB 3
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

B.       Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):
1.      Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2.      Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3.      Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproes atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dan proses.

C.  Departemen Sample Lab
Departemen sample lab merupakan departemen bagian dari departemen produksi yang. Bagian ini berfungsi sebagai pengolahan, pemrosesan maupun pengaturan sample untuk kepentingan perusahaan. Departemen ini jarang dijumpai diperusahaan berbasis pangan pada umumnya. Adanya departemen di IFF-PT.Essence Indonesia ini adalah karena perusahaan ini tidak memproduksi barang siap konsumsi melainkan produk setengah jadi atau intermediate produk berupa essence atau flavor. Selain itu, konsumen akhir dari produk yang dijual bukan masyarakat pada umumnnya melainkan perusahaan pangan yang membutuhkan produk dari IFF -PT.Essence Indonesia .
Sebelum produk flavor dibuat atau diproduksi, biasanya seorang sales menunjukkan contoh atau sample pada konsumen seperti apa produk yang nantinya akan dibeli oleh konsumen. Departemen sample lab ini bertugas menyiapkan sampel-sampel tersebut kepada sales. Selain itu, distributor IFF-PT.Essence Indonesia juga membutuhkan sample sebelum menjual produk ke konsumen, pada tahap ini pula departemen sample lab bertugas menyiapkan sampel untuk distributor.
Departemen ini juga bertugas menyiapkan sampel untuk perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia lainnya yang berada diluar Indonesia apabila membutuhkan sampel untuk customer diluar negeri. Departemen ini juga ikut membantu departemen C&A untuk pengembangan produk baru maupun kepentingan lainnya.
Sistem kerja di sampel lab adalah meyiapkan sampel sesuai TASK ID atau permintaan sampel. Apabila sample lab memiliki stoknya, maka sampel lab akan menyiapkan sampel dari stok yang tersedia. Apabila sample lab tidak memiliki stok yang dibutuhkan, maka sample lab membuat produk baru dengan metode “Penimbangan” sesuai dengan formula dari peusahaan. Selain itu, apabila sampel yang dibutuhkan terdapat di produksi atau warehouse, maka kami melakukan BON bahan untuk mengambilnya didepartemen-departemen tersebut.







BAB 4
PELAKSANAAN

Pada praktek industri yang kami lakukan pada tanggal 1 Juli sampai25 Desember 2014, kami telah melakukan banyak kegiatan di PT-IFF Essence Indonesia di sample lab.Pelaksanaan praktek industri di departemen sample lab meliputi berbagai aplikasi dan analisis sensory pada produk. Aplikasi-aplikasi yang diterapkan pada saat praktik industri adalah sebagai berikut :
1.      Packing
Packing merupakan proses merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, dan dipakai. Packing dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera di TASK ID. Pada lembar TASK ID biasanya sudah terdapat barcode, kode sampel, IPC, ukuran sampel, dan BATCH produk. Proses packing ini disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan di atas. Ditambahkan pula tanda tangan orang atau pekerja yang melakukan  proses packing ini, agar apabila ada kesalahan, orang yang melakukan kesalahan tersebut harus bertanggung jawab atas kesalahannya.
Pertama, proses packing diawali dengan penerimaan TASK ID dari supervisor sample lab. Kemudian mencari sampel yang dibutuhkan atau memiliki IPC yang sama dengan TASK ID. Setelah itu, mengambil kemasan yang sesuai dengan ukuran dan jenis sampel. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan barcode, kode sampel, IPC, Batch, ukuran dan memberi tanda tangan orang yang melakukan packing. Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada bagian-bagian tersebut. Selanjutnya barulah proses packing dilakukan. Terakhir mengecek ulang IPC, Batch, barcode, dan kode sampel.

2.      Admin
Admin merupakan proses selanjutnya dari packing. Admin terdiri dari proses to ship dan picklist. Cara melakukan proses to ship dan picklist menggunakan komputer. Aplikasi yang digunakan khusus milik perusahaan, yaitu dengan memasukkan kode TASK ID dan mengubah status menjadi to ship. Sedangkan picklist adalah proses untuk pengurangan stok secara otomatis melalui sistem barcode. Proses picklist dilakukan dengan menembakkan barcode reader dan mengikuti instruksi selanjutnya sampai selesai.

3.      Compound
Compund merupakan kegiatan utama pada departemen sample lab. Compound dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
A.  Compund liquid
Compound liquid digunakan untuk membuat sampel flavor berupa liquid atau cairan. Pertama supervisor memberi formula kepada compounder. Setelah itu, compounder mencari RM (Raw Material) yang dibutuhkan untuk membuat produk sesuai yang tertera pada formula. Setelah semua RM terkumpul, selanjutnya melakukan penimbangan dengan ketentuan bila ada RM yang berbentuk powder, maka masukkan dulu RM powder tersebut kemudian masukkan pelarutnya, biasanya berupa PG, DPO, H2O, atau alkohol. Lakukan pengadukan menggunakan stirer.
Setelah dilakukan pengadukan, penimbangan dilanjutkan dengan mamasukkan RM selanjutnya sesuai formula. Setelah semua RM selesai dimasukkan, dilakukan pengadukan (stirrer) untuk membuat produk 1menjadi homogen. Terakhir adalah mengembalikan formula kepada supervisor.
B.  Compund powder
Sama halnya dengan compound liquid, langkah pertama compound powder adalah penerimaan formula. Setelah itu mencari RM yang dibutuhkan dan sesuai dengan formula. Apabila terdapat RM yang berbentuk liquid maka dimasukkan terlebih dahulu, kemudian memasukkan RM yang bisa membuat homogen antara liquid dan powder. Berbeda dengan compound liquid, pada compund powder dilakukan plating, plating ini digunakan untuk mencampur bahan liquid dan powder. Setelah plating, barulah memasukkan raw material yang lainnya sesuai dengan formula. Proses ini menggunakan metode penimbangan dengan neraca analitik. Setelah selesai, dilakukan penyaringan dengan ukuran tertentu, biasanya adalah 20 mesh. Setelah itu dilakukan pengocokan (shaking). Yang terakhir adalah pengembalian formula kepada supervisor.
C.     Membuat emulsi
Emulsi pada dasarnya adalah menggabungkan antara oil phase dan water phase. Kedua jenis cairan tersebuat tidak bisa menyatu (homogen), namun dengan bantuan emulsifier/homogenizer maka keduanya dapat menyatu atau homogen. Pertama yaitu penerimaan formula, kemudian membuat water phase terlebih dahulu. Setelah raw material yang dibutuhkan terkumpul, timbang RM secara terpisah, masukkan satu demi satu sambil dilakukan pengadukan (stirer). Pemasukkan raw material perlahan-lahan dan biarkan homogen dulu kemudian baru RM selanjutnya begitu seterusnya.
Lakukan pengadukan atau stirer sampai homogen kemudian diamkan selama satu malam. Setelah itu membuat oil phase. Langkahnya sama dengan water phase, yang membedakan hanyalah raw material yang digunakan dan oil phase tidak perlu didiamkan selama satu malam.
Selanjutnya melakukan pre-homo dengan homogenizer. Caranya adalah mencuci dahulu alat yang akan digunakan dan keringkan. Kemudian memasukkan oil phase dan water phase ke alat homogenizer selama kurang lebih 10-15 menit atau sampai tercampur dengan baik. Langkah selanjutnya adalah blending yang terdiri dari blend I dan blend II. Pertama manguji alat serta membersihkannya dengan mengoperasikan alatnya namun dengan air dulu bukan dengan bahan-bahannya. Setelah selesai, lakukan blend I dengan memasukkan bahan ke corong pemasukan dan operasikan alatnya sesuai prosedur. Setelah selesai, kirim sample ke QC untuk dievaluasi dan diketahui partikel size-nya. Biasanya partikelsize-nya belum memenuhi kriteria. Maka dari itu, dilakukan blend II untuk membuat partikel size-nya memenuhi standar mutu. Partikel size yang disyaratkan biasanya berkisar 0,3-0,4μm, tergantung dari jenis sampel yang dibuat. Bila partikel size sudah sesuai, maka melakukan proses packing.

4.      Bon bahan dan finished produk
Bon dilakukan apabila raw material atau finished produk yang dibutuhkan untuk compound atau packing kurang dan harus mengambil bahan di produksi atau dispending. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut, pertama dengan pembuatan MMID (Material Movement Inter Department). Memasukkan data kedalam folder MMID dan file dicetak  menggunakan printer. Kemudian setelah ditandatangani oleh supervisor, kita harus minta persetujuan dulu dari planner. Apabila sudah disetujui, maka bahan/sampel dapat di bon atau diambil di bagian produksi ataupun dispensing.
Pengambilan harus sesuai prosedur yang ditetapkan. Misalnya di disepensing kita harus menggunakan sepatu safety khusus yang digunakan  di bagian itu. Selain itu, proses pengambilan harus menjaga kebersihan dan mengembalikan bahan/sampel ke tempat semula. Setelah bon selesai. MMID diserahkan ke departemen yang di bon. Baik produksi maupun dispensing.

5.      Sensory analyse
Tujuan sensory analyse adalah untuk mengevaluasi flavor yang dibuat apakah memenuhi standar sensoris atau belum. Caranya adalah dengan melarutkan kedalam 100ml air. Proses ini terbagi menjadi 2 cara, yaitu dengan H2O dan dengan larutan gula 8%. Pemakaian metodenya tergantung dari jenis sampel yang diujikan. Cara pembuatannya adalah dengan menimbang 0,100gr sampel dan dilarutkan kedalam 100ml air.
Setelah itu, diaduk hingga tercampur dengan baik. Kemudian sampel dapat disajikan kepada flavorist untuk dilakukan pengujian sensori. Sensori menggunakan indara penciuman untuk flavor aroma dengan indra pengecap untuk flavor rasa, seperti mouthfeel. Apabila telah disetujui, maka produk lolos dan dapat dilakukan pengemasan. Sedangkan bila belum disetujui, maka biasanya produk dilakukan pengadukan lagi atau aging selama beberapa hari.

6.      Waste treatment
Waste treatment bertujuan untuk mengolah limbah sisa produk maupun raw material yang telah kadaluarsa atau produk yang rusak (reject). Pertama yaitu dengan menyeleksi finished produk atau raw material yang telah kadaluarsa. Kemudian mencatatnya pada file waste treatment. Bagian yang dicatat adalah IPC, nama produk, Batch, kadaluarsa, jumlah, dan data pendataan.
Setelah selesai, kemudian membuang limbahnya ke jerigen dan merendam botolnya untuk menghilangkan label yang menempel. Biasanya dilakukan perendaman selama beberapa hari. Botol-botol dibuang dan dipacking dalam kardus kemudian dibuang ke tempat pembuangan. Sedangkan limbah flavornya dibuang pada periode tertentu lewat perantara gudang (warehouse).











BAB 5
PEMBAHASAN

Sample lab merupakan departemen yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagai kebutuhan perusahaan, seperti sampel untuk sales, pengembangan produk CnA, dan lain sebagainya. Departemen ini jarang ditemui di perusahaan pangan pada umumnya. Hal ini disebabakan karena konsumen dari perusahaan IFF-PT.Essence Indonesia ini bukanlah masyarakat umum melainkan perusahaan pangan lain yang memproduksi pangan ke masayarakat.
Kegiatan yang dilakukan di departemen sample lab antara lain adalah packing, admin, compound liquid dan powder, membuat emulsi, sensory analyse, dan sebagainya. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan saya selaku siswa praktik industri di IFF-PT.Essence Indonesia.
1.      Packing
Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Dalam melakukan pengemasan, kita harus memperhatikan jenis sampel. Hal ini berkaitan dengan jenis kemasan apa yang nantinya akan digunakan. Apabila sampel liquid yang akan dikemas, maka kita biasanya menggunakan kemasan dari bahan botol. Begitu juga dengan sampel yang berbentuk emulsi. Sedangkan untuk sampel berbentuk powder dan pasta, maka kami biasanya menggunakan kemasan dari bahan plastik (pot). Khusus untuk sampel pasta ditambah lapisan alumunium foil pada bagian tutupnya yang berfungsi sebagai penhambat atau mencegah sampel agar tidak tumpah atau merembes keluar.
Sedangkan ukuran kemasan yang digunakan bergantung dari ukuran sampel yang akan di packing. Pada TASK ID sudah tertera banyaknya sampel yang diminta (request). Dari situ kita bisa menyimpulkan ukuran kemasan yang digunakan. Bila sampel membutuhkan sampel 30 gr, maka menggunakan botol 30 gr untuk sampel liquid dan 30 gr pot untuk sampel powder. Begitu juga untuk ukuran yang lainnya.
Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhatikan berat jenis dari sampel yang di packing. Karena ada sampel yang sangat ringan dan ada pula yang berat. Apabila menimbang sampel ringan (contoh : grape powder) sebanyak 30 gr. Kuantiatas demikian tidak akan muat dengan pot 30, tapi muat dalam pot 50. Sedangkan sampel yang berat contohnya adalah yang berbentuk pasta. Bila kita mengetahui hala-hal seperti ini, kita dapat menghemat penggunaan kemasan dan tentu saja berguna bagi perusahaan.
Kemasan yang digunakan harus bersih dan bebas dari mikroorganisme. Untuk itu bisanya dilakukan pencucian botol dan disemprot dengan alkohol dahulu pada pengemas agar produk aman di tangan konsumen yang dituju. Selain dari masalah proses packing yang baik dan benar, kita harus memperhatikan kebersihan, keamanan, keefektifan kemasan dan tampilan yang baik pada kemasan.
2.      Admin
Admin merupakan kelanjutan proses dari packing. Proses ini berfungsi sebagai pengubah status suatu TASK ID dari progress menjadi to ship. Status progress berarti bahwa TASK ID masih dalam proses pengerjaan oleh karyawan sample lab atau masih dalam proses packing maupun compound. Setelah proses ini selesai, maka status diubah, menjadi to ship yang berarti proses pengerjaan telah selesai dan siap dikirim oleh bagian shipping
Apabila tanggal pengiriman melebihi target, maka biasanya oleh sistem akan ditanyakan alasan keterlambatan pengerjaan tersebut. Oleh karena itu, kita harus menyebutkan alasan keterlambatan, misalnya admin, RM kurang, dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah proses picking list. Proses ini berfungsi untuk mengurangi jumlah stock dalam sistem agar sama dengan situasi realnya. Saat kita melakukan packing dari stock, tentu stock tersebut berkurang sesuai dengan jumlah yanag diminta (request), maka dengan proses picklist ini sistem akan mengurangi sesuai dengan TASK ID sehingga sama dengan kuantitas realnya.
3.      Compound
Compund merupakan proses yang menggabungkan berbagai macam material untuk membentuk suatu produk atau sampel. Proses ini terdiri dari 2 macam, yaitu :
A.    Compound powder
Compound powder merupakan compound yang menghasilkan produk berbentuk powder. Metode yang digunakan adalah penimbangan dan alat yang digunakan adalah neraca analitik. Proses ini membutuhkan kehati-hatian dan kesabaran dakam melakukannya, karena apabila raw material yang digunakan berlebih atau kurang akan mempengaruhi flavor dan rasa dari produk akhir. Apalagi untuk raw material yang memiliki aroma dan rasa yang cukup kuat. Compound baru dilakukan apabila sample lab tidak memiliki stock, stock habis atau stock telah kadaluarsa.
Karena bahan yang ditimbang dalam skala lab, maka kuantitas yang ditimbang biasanya cukup kecil, berkisar antara 100 gr sampai 5 kg tergantung yang diminta konsumen. Saat melakukan penimbangan, raw material yang berbentuk liquid dimasukkan terlebih dahulu, kemudian dimasukkan bahan-bahan tertentu untuk menjadikannya homogen dan mudah bercampur dengan bahan powder lainnya. Bila menggunakan bahan pasta, biasanya raw material jenis ini akan membeku (caking). Maka dilakukan proses pemanasan untuk menjadikannya pasta cair, bukan pasta padat. Proses yang paling harus diperhatikan adalah plating, karena bila proses ini gagal, maka produk juga gagal, bisa jadi nantinya akan menggumpal dan tidak bisa bercampur dengan bahan powder lain dan sulit bahkan tidak bisa disaring. Sehingga otomatis bahan-bahan tersebuat tidak ikut dalam formula penimbangan yang tentu saja produk yang dihasilkan tidak memenuhi mutu dari segi rasa, warna maupun flavornya.
B.     Compound liquid
Compound liquid merupakan compound yang menghasilkan sampel berbentuk liquid. Metode yang digunakan adalah penimbangan dan pengadukan (stirrer). Alat yang digunakan adalah neraca analitik dan stirrer. Compound liquid lebih sulit dibandingkan compound powder. Apabila kelebihan raw material yang dituang, compound powder bisa diambil atau dikurangi dengan hati-hati tanpa mengambail bahan yang lain, sedangkan pada compound liquid tidak bisa, karena apabila berlebih maka bahan akan langsung menyatu dengan bahan yang lain. Sehingga resiko gagal dalam penimbangan lebih besar.
Sama dengan compound powder, apabila ada raw material powder, maka dimasukkan terlebih dahulu, stelah itu, untuk melRUTKAN menggunakan pelarut, kemudian dilakukan pengadukan. Barulah bahan-bahan lain dimasukkan sesuai formula dan dilakukan pengadukan. Apabila bahan powder atau pasta yang dimasukkan sulit diencerkan dengan pengencer, maka saat pengadukan sambil dipanaskan dengan suhu 50-600C.
C.     Membuat emulsi
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda.
Cara membuat emulsi berbeda dengan dasar membuat compound liquid maupun powder, walaupun pada awalnya melakukan penimbangan. Pertama adalah membuat 2 jenis campuran dasar, yaitu water phase dan oil phase. Water phase dibuat terlebih dahulu karena memerlukan waktu satu malam untuk didiamkan. Setelah selesai, barulah oil phase dibuat. Pada dasarnya kedua jenis bahan ini tidak bisa menyatu (homogen) menjadi satu campuran, namun dengan bantuan emulsifier dan homogenizer, maka tujuan tersebut dapat dicapai.
Proses selanjutnya yaitu pre-homo, dengan menggabungkan 2 bahan tersebut menggunakan alat homogenizer. Secara visual memang namapak sudah homogen, namun dari segi mikrovisual, hal ini belum memenuhi standar, karena  ukuran particle size nya masih besar. Maka dari itu, perlu dilakukan blend secara berulang.
Pada proses blend, terbagi menjadi blend I dan blend II, kadang terdapat blend III pada produk sampel tertentu. Langkah ini cukup sulit dan memerlukan latihan berulang untuk dapat membuat emulsi dengan baik. Kita harus berhati-hati dalam melakukannya agar loss product tidak terlalu banyak, tidak tercampur dengan air, dan tidak terpengaruh flavor emulsi sebelumnya. Saat bekerja menggunakan sarung tangan tebal karena kontak langsung dengan air panas. Terdapat 2 corong yang dapat diubah-ubah, dalam mengubahnya harus hati-hati, kita harus tahu yang keluar air atau produknya. Apabila proses telah selesai dilakukan, maka mengambil sampel 30 gr untuk di analisa paricle size nya di QC. Bila partikel size nya belum memenuhi standar mutu, maka dilakukan blend kembali sampai terpenuhi standar mutunya. Biasanya standar mutunya adalah 0,3um-0,4um, ada juga yang berbeda tergantung dari jenis produknya.Apabila ukuran partikel sudah memenuhi standar mutu, maka produk emulsi dapat dilakukan packing.
Berikut ini adalah istilah kegiatan yang dilakukan saat membuat emulsi, yaitu :
1.      Water Phase
Pembuatan bahan pelarut untuk produk tersebut oil phase harus melakukan overnight untuk menghilangkan gelembung.
2.      Oil Phase
Adalah pembuatan bahan untuk produk tersebut bahan ini harus dicampur dengan water phase sebagai pelarutnya.
3.      Prehomogenization
Proses dimana oil phase dicampur dengan water phase dan melakukan sirkulasi agar semua bahan dapat tercampur merata dan dapat tercampur sempurna.
4.      Homogenization
Adalah proses dimana produk yang sudah dicampur di giling pada alat ini sehingga produk dapat mencapai ukuran dibawah 1 mikron.
5.      Overnight
Adalah proses dimana produk didiamkan selama beberapa jam hingga 1 malam agar gelembung udara hilang.
6.      Homogenization II / III Optional
Adalah proses dimana apabila diperlukan akan memperkecil ukuran partikel hingga lebih kecil dari 0.5 mikron tetapi proses ini diperlukan ketika proses homogenization I kurang.
7.      QC cheking
Adalah proses dimana produk jadi akan di periksa kualitasnya apa sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan apabila ok maka akan langsung dikemas namun apa bila tidak memenuhi target akan melakuka tindakan korektif rekomendasi dari QC.
8.      Pengemasan
Adalah proses dimana sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan dan siap untuk dikemas dalam jerigen ukuran tertentu. Yang perlu diperhatkan adalah sterilisasi jerigen dan juga quantiti dari produk tersebut.
4.      Bon bahan dan finished product
Bon bahan merupakan kegiatan pengambilan barang ke departemen lain. Biasanya ke departemen liquid, powder dan dispensing. Bon bahan dilakukan apabila stock raw material atau finished product telah habis atau kadaluarsa. Setelah mengecek di sistem penyimpanan, maka kita dapat menentukan departemen mana yang memiliki barang tersebut dan siap melakukan pengebonan.
Sebelum melakukan pengebonan, kita membuat form yang disebut MMID (Material movement inter department). Form ini berisi IPC, nama barang, jumlah yang akan di bon, batch, manufactured date dan expired date. Pengisian data harus berhati-hati dan benar, karena bila terjadi salah pemasukan data, maka saat diserahkan ke bagian planner dapat terjadi kesalahan sehinga tidak bisa di bon. Padahal sebenarnya bisa, namun karena data salah menjadi tidak bisa. Selain itu, itu juga bisa berpengaruh pada sistem dan situasi realnya. Apa yang tercatat dalam sistem berbeda dengan apa yang ada sebenaranya.
Apabila seluruh administrasi telah selesai, maka pengebonan dapat dilakukan. Dalam melakukan bon bahan, kita harus meminta ijin dengan leader atau supervisor departemen tersebut. Kita juga harus mengikuti peraturan di tempat kita melakukan bon dan tidak menggangu pekerjaan di departemen tersebut. Apabila bon barang yang kita cari didapatkan, maka barang tersebut harus dikembalikan ke tempat dimana barang tersebut diambil (storage).
5.      Sensory analyse
Sensory analyse yang kami lakukan mencakup banyak kegiatan. Mulai dari belajar berbagai macam flavor, uji identifikasi, triange test, ranking test, menyajikan sampel, dan lain sebagainya. Pada saat belajar menganalisa dan memahami berbagai macam flavor, ada banyak sekali flavor yang diketahuai sekaligus karakteristiknya. Contohnya strawberry yang memiliki karakter sweet, sour, san fresh, berbeda dengan chocolate yang berkarakter sweet dan milk.
Penyajian sampel dilakukan untuk compare dengan standar apakah sampel yang dibuat memiliki karakter flavor yang sama dengan standar atau tidak. Pembuatannya bermacam-macam tergantung sampel. Ada yang menggunakan larutan gula 8% serta ada yang tidak. Bila menggunakan gula biasanya untuk modulator mouthfeel serta sampel yang tidak memilki rasa dan aroma, namun memiliki kesan di lidah atau mulut.ada kalanya kita diminta untuk menjadi panelis dalam uji rangking dan identifiksi oleh karyawan sensoris.
7.      Waste treatment
Waste treatment merupakan perlakuan yang bertujuan untuk membuang limbah kimia dengan baik, benar dan aman. Hal yang harus dilakukan adalah memaikai APD yang benar dan sesuai prosedur. Karena bahan-bahan kimia baik raw material dan finished product yang telah kadaluarsa sangat tidak baik bagi kesehatan. Apabila tertelan, terhirup, menyentuh kulit, maupun terkena mata harus mengikuti prosedur penyelamatan pertama. Biasanya dibilas dengan air pada eye shower bila terkena mata. Maka dari itu, untuk menghindari bahaya kesehatan, kita harus mengetahui potensi bahaya pada setiap raw material maupun finished product. Bila terdapat dampak kesehatan, pada label sudah diberi label peringatan.
Label peringatan berisi 4 tanda bahaya, yaitu flamable, health, environment, dan special danger. Special danger diisi apabila terdapat bahaya khusus yang dapat ditimbulkan oleh bahan, seperti acid, radioaktif, dan lain sebagainya. Pembuangan limbah tidak boleh dibuang ke lingkungan, namun ditampung dalam jerigen dan dibuang ke tempat pengolahan limbah selanjutnya untuk ditangani.
APD yang digunakan adalah sarung tangan yang berguna untuk melindungi kulit kontak langsung dengan bahan kimia. Eye protector (eyeglass) untuk melindungi dari cipratan ke mata. Jas lab untuk melindungi tubuh. Penutup hidung dan mulut atau masker untuk menghindari bau menyengat dari bahan. Serta hairnet untuk melindung bagian kepala atau rambut. Terakhir adalah safety shoes untuk melindungi kaki dari berbagai macam bahaya, seperti tumpahan bahan kimia, tertimpa benda keras, lantai yang licin, dan sebaainya. Pemakaian APD yang baik dan benar harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keamanan pekerja.



BAB 6
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan selama pratktik industri dalam waktu 5 bulan di IFF-PT.Essence Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Sample lab merupakan departemen bagian dari produksi yang bertugas menyiapkan sampel untuk berbagi kebutuhan perusahaan. Baik untuk sales, C&A department, produksi, maupun distributor.
2.      Kegiatan utama yang dilakukan kami di departemen sampel lab adalah sebagai berikut, yaitu :
a.       Packing
b.      Admin
c.       Compound
-          Compound liquid
-          Compound powder
-          Membuat emulsi
d.      Bon bahan (raw material dan finished product)
e.       Sensory analyse
f.       Waste treatment
3.      Dalam melakukan berbagai jenis kegiatan harus menggunakan APD yang lengkap dan benar serta mengikuti prosedur dan SOP yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT IFF – Essence Indonesia, saran yang diberikan sebagai masukan agar produksi dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut :
1.             Setiap melakukan proses kerja harus selalu mengutamakan GMP dan EHS, serta selalu mengenakan APD dengan benar, sehingga kecelakaan kerja dan kontaminasi dapat di minimalkan.
2.             Ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan dari formula hendaknya sudah siap saat produksi akan dilakukan. Sehingga waktu  proses tidak menjadi  lama dan pekerjaan tidak tertunda akibat kekurangan material.
3.             Pengiriman sampel harus tepat waktu agar tidak menghambat proses analisa yang akan dilakukan oleh QC, dan proses selanjutnya.























DAFTAR PUSTAKA

Miftah. 2012. Laporan Magang Industri IFF -  PT. Essence Indonesia. Jakarta, Miftah.














Nama                            :           Mukhammad Saiful Mujab
Tempat, tanggal lahir     :           Temanggung, 24 Juni 199
6
NIS                               :           8069
Kompetensi                  :           Kimia Analis
Asal sekolah                 :           SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung
Aspek teknis
No
Aspek Yang Dinilai
Nilai
angka
huruf
1
Packing

A. Melakukan cek pada TASK ID

B. Mencari sampel pada tempat     penyimpanan sampel

C. Melakukan packing

D. pengecekan ulang TASK ID

E. Pengembalain sampel ke tempat penyimpanan




2
Admin

A. Melakukan to ship

B. Melakukan picklist


 3
A.Compound

-Melakukan pencarian RM di storage
-Melakukan penimbangan

-Melakukan Stirrer (liquid)

-Melakukan shaking (powder)

-Pengembalian formula

B.Membuat emulsi


-Persiapan RM
-Melakukan penimbangan

-pre-homo

-Blend I dan II

-Mengirim ke QC




4
Bon Bahan dan Finished Product

A. Membuat MMID

B. Mengirim MMID ke Planner

C. Melakukan BON

D. Mengrim MMID ke tempat BON

5
Sensory Analyse

A.Membuat larutan sensory tanpa gula
B.Membuat larutan sensory gula 8%

C.Menyajikan ke flavorist
6
Waste treatment
A.Penyeleksian sampel kadaluarsa
B.Pencatatan data waste
C.Pengepakan
D.Pembuangan label
E.Pembuangan limbah kimia
F.Pencucian




Aspek Non Teknis
no
Aspek yang dinilai
Nilai
angka
Kualifikasi
1
Disiplin


2
Kerjasama


3
Inisiatif


4
Tanggung jawab


5
Kebersihan


23 Desember 2015
Pembimbing Perusahaan

(............................................)
Nama Terang




2 komentar:

  1. PT TWIN Logistics perusahaan Ppjk ingin mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.

    Services Kami,
    Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
    Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
    Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
    Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.

    Keterangan tambahan :
    1. Nomor Induk Berusaha ( NIB ) : 1257002601078
    2. IT ( Mainan, Elektronic, Garmen, Sepatu dan Peralatan kaki lainnya )
    3. SPI-PI Besi Baja,
    4. SPI-PI Produk Kehutanan,
    5. SPI-PI Barang Bekas,
    6. SPI-PI Tekstil & Izin TPT
    7. Produk-produk Lartas SNI
    8. LS ( Laporan Surveyor )
    9. LS Alas kaki
    10. LS Garment
    11. LS Textile
    12. LS Electronik

    Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan baik dan lancar.
    Jika ada pertanyaan lebih lanjut, Bpk/ Ibu dapat menghubungi Customer Support PT TWIN Logistics melalui Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.twinlogistics@yahoo.com

    Mr. Andi JM
    Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
    PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
    Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
    Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
    Email : pt.twinlogistics@yahoo.com, andijm@twin.co.id
    Web : www.twinlogistics.co.id , www.twin.co.id

    BalasHapus
  2. The King Casino - Jancasino
    Welcome to The King Casino, a casino in the heart of Los Angeles, California. 더킹카지노 It has a total of 1xbet 3000 games, over 5,000 electronic games, 10cric

    BalasHapus